'Tsunami' Dapat Award di London

VIVAnews - Sakti Paranten membuat film dokumenter '55 Jam di Aceh'. Film itu dibuat lima hari pasca tsunami di Aceh 26 Desember 2004 silam. Menurut keterangan yang dikutip VIVAnews dari mandy.com, Jumat 24 Oktober 2008, film ini menghabiskan total budget US$ 5 ribu.

Pengakuan Pochettino Usai Chelsea Dibantai Arsenal

Kerja Sakti berbuah manis. Ia mendapat penghargaan British Council International Young Creative Entrepreneur of the Year (IYCE) Awards Kamis 23 Oktober 2008 waktu London. Sineas 34 tahun itu menyisihkan pesaingnya dari Cina, India, Lithuania, Meksiko, Nigeria, Filipina, Polandia, Slovenia dan Thailand.

Menurut Media Relations British Council, Gusni Puspitasari, Sakti memperoleh penghargaan karena melalui perusahaannya ia mampu menarik minat pembuat film muda untuk terus berkarya. Jadi, bukan soal filmnya.

KPU Akan Batasi Maksimal 600 Pemilih Per TPS untuk Pilkada 2024

Penghargaan diberikan langsung oleh produser Inggris, Duncan Kenworthy. Duncan telah memproduseri sejumlah film layar lebar ternama. Sebut saja Love Actually, Notting Hill, dan Four Weddings and A Funeral. Menurutnya, Indonesia sebelumnya tak ada di kamus filmnya. Namun setelah sineas Indonesia menang di ajang ini untuk keduakalinya, Duncan mengaku akan memperhitungkan karya anak negeri ini.

'55 Jam di Aceh' berkisah tentang perjalanan Sakti. Semula ia berniat mencari dua temannya yang merupakan anggota tim produksi film dokumenternya tahun 2003. Sakti mencoba menghubungi mereka, namun tak ada jawaban.

Finance Minister, CEO MCC Discuss Transportation Sector Cooperation

Dalam film berdurasi 24 menit ini, juga diceritakan bagaimana seorang warga Aceh, Rosandi, yang tinggal di Jakarta berjuang mencari keluarganya. Sakti dan Rosandi bertemu dalam perjalanan menuju Aceh. Film ini memuat pesan kemanusiaan, keberanian, dan harapan.

OCS Indonesia (Doc: Natania Longdong)

Industri Facility Manajemen Indonesia di Atas Vietnam dan Kamboja

Industri Facility Management (FM) yang memasok pekerja outsourcing di Indonesia mengatakan bahwa pasar Indonesia lebih baik dari Vietnam dan Kamboja.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024