VIVAnews - Pemangkasan suku bunga The Fed membawa angin segar di pasar uang. Pada pukul 16.15 WIB, data Bloomberg menunjukkan rupiah bertengger di posisi 10.675/US$.
Namun data Bank Indonesia memperlihatkan rupiah pada penutupan perdagangan Kamis 30 Oktober 2008 berada di angka 10.800/US$ tidak jauh berbeda dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya. Tetapi posisi ini jauh melemah dibandingkan pembukaan tadi pagi di level 10.400/US$.
Head of Research Valuta Asing Bank Negara Indonesia Rosady TA Montol kepada VIVAnews mengatakan, pergerakan rupiah hari ini memang cenderung dipengaruhi kebijakan bank sentral Amerika (The Federal Reserve) yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 1 persen.
Pemangkasan suku bunga ini dinilai Rosady merupakan keputusan luar biasa, karena ini pertama kalinya dalam sejarah The Fed menurunkan suku bunga hingga 100 basis poin (1 persen) dalam tempo satu bulan.
Begitu keputusan diambil, bursa saham global langsung merespons positif yang terlihat dari kenaikan harga saham, termasuk diĀ Wall Street kendati akhirnya ditutup mixed.
Namun kondisi ini menurut Rosady hanya bersifat sementara karena penguatan indeks yang berimbas ke pasar uang lebih banyak disokong oleh euforia pelaku pasar dalam menyambut keputusan bank sentral AS itu.
"Kalau dilihat kondisi sebenarnya, pasar uang masih cukup tertekan karena pelaku pasar masih mengkhawatirkan krisis global akan mengarah pada resesi," katanya.
Sebab keputusan The Fed menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam bulan Oktober bukan menunjukkan keputusan yang optimis. "Tapi justru pesimis," katanya.
Pada Selasa lalu, rupiah sempat ambruk ke level yang nyaris mendekati 12.000/US$. Kondisi ini membuat pemerintah mengambil 10 langkah penyelamatan ekonomi yang di antaranya untuk mengangkat rupiah dengan mengerahkan BUMN-BUMN.
Selama ini untuk menopang rupiah, Bank Indonesia setia menjaga pasar. Dalam sebulan ini cadangan devisa tergerus sekitar US$ 5 miliar, yang antara lain digunakan untuk intervensi rupiah selain digunakan untuk pembayaran utang dan impor. Namun BI memastikan posisi cadangan devisa yang berada di atas US$ 50 miliar masih aman karena masih mampu menopang impor hingga empat bulan.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Memilih Smart TV Terbaik dengan Budget Terbatas: Rekomendasi di Bawah Rp 2 Juta (April 2024)
Gadget
11 menit lalu
Temukan 5 Smart TV terbaik dengan harga di bawah Rp 2 juta di April 2024. Kualitas tinggi, harga ekonomis!
Saldo DANA Gratis dari Google Untuk Kamu! Aplikasi aman dan menguntungkan, Klaim Sekarang Juga!
Gadget
3 jam lalu
Nikmati saldo DANA gratis dari Google sekarang juga! Temukan cara mendapatkannya melalui artikel ini. Aplikasi aman dan menguntungkan.
Oppo baru saja merilis ponsel terbaru mereka di segmen entry-level, yaitu Oppo A60, yang pertama kali diluncurkan untuk pasar Vietnam. Menawarkan sejumlah Fitur Menarik
Palestina, panggung sejarah penuh konflik. Sejak Mandat Britania hingga Perang Dunia I, konflik antara Israel dan Palestina tumbuh. Perjuangan antara bangsa Arab, Inggris
Selengkapnya
Isu Terkini