VIVAnews - Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memajukan jam sekolah 30 menit lebih awal menjadi pukul 06.30 WIB rupanya tak hanya menyulitkan para siswa. Sejumlah guru pun mengeluh.
Seorang guru Bimbingan Konseling SMPN 45 Cengkareng, Jakarta Barat, Yeni Purba, bahkan terlambat datang. Ia tiba dengan menumpang ojek, saat pintu gerbang sekolah sudah tertutup rapat, Senin 5 Januari 2009.
"Waduh masa gurunya terlambat," kata seorang rekannya sesama guru saat membukakan pintu gerbang. "Saya harus melayani anak-anak saya dulu yang mau sekolah pagi juga. Tapi ya, maklum hari pertama belum adaptasi," ujar ibu guru itu.
Seorang guru di SMPN 115 Tebet, Jakarta Selatan, Radyni, juga mengeluh dengan kebijakan yang diklaim mampu mengurangi macet Jakarta ini. Kebijakan memajukan jam sekolah ini tak hanya membebani murid tapi juga guru. "Saya harus berangkat pukul 05.00 WIB. Bisa dibayangkan saya bangun jam berapa," ujar Radyni yang tinggal di Bekasi Timur.
Jika di SMPN 115 Tebet ada puluhan siswa yang terlambat, di SMPN 45 Cengkareng justru tak ada satu pun siswa yang terlambat. Seluruh siswa datang tepat waktu, meski ada yang baru datang bersamaan bunyi bel tanda masuk sekolah tepat pukul 06.30 WIB. "Semua tertib mungkin karena kami berlakukan sistem poin. Mereka yang tiga kali terlambat dalam sebulan, orang tuanya akan dipanggil," ujar Dudi, guru Bahasa Inggris SMPN 45 Cengkareng.
Memajukan jam sekolah dari pukul 07.00 ke pukul 06.30 WIB merupakan solusi termutakhir yang ditempuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Selain memajukan jam masuk sekolah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengatur jam masuk kerja karyawan sesuai zona wilayah.
6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi
Bagi banyak orang, kopi adalah minuman wajib untuk memulai hari. Rasanya yang khas dan efek kafeinnya dapat membantu meningkatkan fokus dan kewaspadaan.
