VIVAnews - Dalam tempo satu bulan, sepanjang September, bank-bank negara kebanjiran dana nasabah sebesar Rp 40 triliun.
Data statistik Bank Indonesia menyebutkan dana pihak ketiga bank-bank milik negara (BUMN) pada Agustus masih Rp 535,1 triliun. Namun, sepanjang September sudah melonjak menjadi Rp 575,6 triliun.
Bank-bank milik negara adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara, serta Bank Ekspor Impor.
Lonjakan terbesar di bank pelat merah itu berasal dari simpanan berjangka atau deposito rupiah dengan suku bunga yang menggiurkan sebesar Rp 18 triliun. Sedangkan, dari simpanan giro naik Rp 12 triliun dan tabungan hanya Rp 5 triliun.
Pada September, situasi perbankan sudah menghadapi kekeringan likuiditas menyusul imbas krisis keuangan global. Saat itu, mulai muncul perang suku bunga dimana sejumlah bank mulai menawarkan suku bunga.
Bahkan, sejumlah bank negara juga mematok bunga deposito hingga 12 persen untuk nasabah-nasabah besar. Perbankan juga mulai tersegmentasi antara bank yang kelebihan dan kekurangan likuiditas.
Untuk mengatasi persoalan likuiditas tersebut, pada bulan lalu Bank Indonesia memperlonggar kebijakan mengenai giro wajib minimum. GWM rupiah diperlonggar dari 9,08 persen menjadi 7,5 persen. Sedangkan, GWM valuta asing juga diperlonggar dari 3 persen menjadi 1 persen.
Perkembangan Simpanan Bank Negara (Rp Triliun)
dari Agustus ke September 2008
DPK | 535,1 | 575,6 |
Rupiah | 471,7 | 506,8 |
Giro | 90,1 | 102,0 |
Deposito | 175,7 | 194,0 |
Tabungan | 205,9 | 210,7 |
Valas | 63,4 | 68,7 |
Giro | 23,2 | 24,7 |
Deposito | 33,1 | 37,7 |
Tabungan | 7,1 | 6,3 |