Pengungsi Asal Vietnam Jadi Anggota DPR AS

VIVAnews - Amerika Serikat (AS) adalah "Tanah Harapan" memang bukan semboyan omong kosong. Setelah Barack Obama sebagai warga berkulit hitam sukses terpilih menjadi presiden, negeri Paman Sam kini menyambut seorang warga pendatang asal Vietnam sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kongres.

Dia adalah Anh "Joseph" Cao. Pengacara berusia 41 tahun tersebut mencetak sejarah sebagai putra asal Vietnam yang sukses terpilih sebagai anggota DPR, dan otomatis anggota Kongres AS, mewakili negara bagian Louisiana.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Cao (dibaca "Kow") lahir dan besar di Vietnam. Namun bersama orang tuanya, Cao mengungsi ke AS saat negaranya berkecamuk perang. Ketika itu usianya masih delapan tahun.

Kini, Cao menjadi kebanggaan masyarakat Vietnam di AS - bahkan  juga untuk rakyat di negara kelahirannya.   

Dalam pemilihan anggota parlemen di kota New Orleans Sabtu pekan lalu, 6 Desember 2008, Cao, yang didukung Partai Republik sukses mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, William Jefferson. Pemilihan tersebut sebenarnya harus dilaksanakan bulan lalu, namun ditunda akibat New Orleans saat itu masih berbenah akibat terjangan Topan Gustav.

Selain sebagai putra Vietnam pertama yang jadi anggota DPR AS, kemenangan Cao juga mencetak sejarah baru bagi partainya: baru kali ini Republik bisa menempatkan wakilnya di negara bagian Louisiana sejak 1890.

Padahal, sebelum kemenangan Cao, Republik tidak pernah berhasil memenangkan anggotanya dalam pemilihan anggota DPR mewakili New Orleans. "Ini merupakan hasil yang tak terduga," kata Larry Powell, seorang ahli sejarah dari Universitas Tulane.

"Mirip kisah Daud versus Goliat," kata Joel Waltzer, seorang pengacara yang membela kepentingan para pemilik rumah dan nelayan asal Vietnam selama 20 tahun di kawasan timur New Orleans. Sebelum membuka firma hukum sendiri, Cao bekerja untuk Waltzer. 

Maka, bagi Partai Republik, keberhasilan Cao sama spektakulernya dengan kemenangan Bobby Jindal dalam pemilihan gubenur Louisiana tahun lalu. Pasalnya, Jindal yang merupakan pendukung Republik, adalah politisi kelahiran India.

Ketimbang Jefferson, Cao mempersiapkan kampanye sebagai anggota DPR dengan sangat serius - dengan gencar memperkenalkan diri ke masyarakat melalui sambungan telepon dan selebaran. Apalagi, lawannya kini terlibat pelanggaran hukum. Menang atau kalah, Jefferson bakal menghadapi dakwaan pencucian uang dan korupsi. 
 
Selain itu, kemenangan Cao berkat dukungan mutlak dari komunitas Asia yang bermukim di kawasan timur kota New Orleans dan Tepi Barat, yang terbentang di pesisir Sungai Mississippi sepanjang pinggir kota New Orleans.  

Menurut Waltzer, kemenangan Cao juga berkat hikmah dari tragedi badai Katrina yang meluluh-lantakan New Orleans Agustus 2005. Saat ini muncul kesadaran kuat dari para warga keturunan Asia - yang rata-rata para pendatang sejak dekade 1970-an - untuk memilih anggota DPR yang diyakini bakal memperjuangkan aspirasi mereka. 

"Sebelum datang Katrina, penduduk tak peduli dengan urusan politik. Kini mereka mantap mendukung anggota DPR pilihan mereka," kata Waltzer. "Mereka telah menjadi ambisius dan ingin aspirasi mereka tersalurkan sehingga kepentingan mereka akan diperhatikan," dia menambahkan.   

Terkesima Kisah Hidup

Cao sendiri kurang dikenal luas di Louisiana. Namun, selama berkampanye, publik terkesima dengan kisah hidupnya.

Dia lahir di Vietnam dan saat masih berusia delapan tahun terpaksa mengungsi ke AS. Ketika itu Saigon dikuasai pasukan Vietnam Utara yang pro-komunis tahun 1975. Ayah Cao adalah seorang perwira militer untuk pasukan Vietnam Selatan, yang didukung AS. Itulah sebabnya ayah Cao sempat dipenjara oleh pasukan komunis sebelum dibebaskan.

Tumbuh besar di Amerika, Cao sukses meraih gelar sarjana di bidang filsafat dari Universitas Fordham, sebuah kampus Yesuit di New York City. Tahun 1992, Cao pindah ke Louisiana dan berhasil sebagai sarjana hukum dari Universitas Loyola di New Orleans.   

Seperti banyak warga, Cao dan keluarganya juga korban keganasan topan Katrina dan Gustav. Saat dua badai itu datang dalam waktu yang terpisah, rumah Cao di pinggir kota New Orleans selalu kebanjiran.

Nama Cao mulai dikenal luas di New Orleans saat dia memimpin kampanye masyarakat untuk membangun kembali kota tersebut dari kehancuran akibat Katrina. Tahun 2007, Cao mencoba peruntungan di dunia politik saat tampil dalam pemilihan umum untuk anggota dewan perwakilan daerah dari golongan independen.

Cao kalah dalam pemilihan itu. Namun dia tidak kapok, bahkan tahun ini berambisi ke tingkat pemilihan yang lebih tinggi, yaitu sebagai calon anggota DPR pusat. 
 
Usahanya tak sia-sia dan berbuah kemenangan. Bagi Cao, kemenangannya jadi pertanda bahwa penduduk Louisiana adalah masyarakat yang berpikiran terbuka. "Penduduk Louisiana sangat istimewa dan sangat progresif. Menurut saya kita akan menjadi suar yang memandu seluruh negeri," kata Cao. (AP)  


KAI Buka Suara soal Syarat Loker IPK 3,5 hingga Skor TOEFL 500
Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Polisi Bakal Panggil Pemilik Toko Frame yang Terbakar di Mampang hingga Akibatkan 7 Orang Tewas

Identitas para korban kebakaran telah diketahui.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024