VIVAnews - Turunnya harga premium menjadi Rp 5.000 per liter disambut gembira sebagian sopir taksi. Pasalnya, penurunan ini akan mengurangi ongkos operasional mereka.
Seperti yang dinyatakan salah satu sopir taksi Mega Kosti, Situnggal (49), turunnya premium membuat biaya bahan bakar berkurang. "Saya senang, beban premium bisa berkurang," kata dia kepada VIVAnews, saat ditemui di Kuningan, Jakarta, Senin 15 Desember 2008.
Dia mengatakan, pengeluaran premium dalam sehari saat harga Rp 6.000 per liter, sebesar Rp 180 ribu - Rp 210 ribu. "Ini untuk 30 - 35 liter," kata dia. Saat ini, pengeluaran bensin berkurang menjadi Rp 150 ribu - Rp 175 ribu dalam sehari.
Dengan turunnya harga premium, ia berharap dapat meningkatkan penghasilan. "Kalau bagus saya bisa dapat Rp 75 ribu - Rp 100 ribu per hari. Harga BBM turun saya harap bisa lebih besar," kata Situnggal.
Hari pertama setelah pemerintah menurunkan premium dan solar, belum ada pertanyaan dari penumpang mengenai penurunan argo. "Ikuti peraturan perusahaan saja, kalau turun ya bagus," kata dia.
Senada dengan Situnggal, sopir taksi lainnya Muharam (51) dari Blue Bird mengaku cukup senang dengan penurunan harga premium. Namun hingga kini, ia menyebutkan perusahaan tempatnya bekerja belum mengeluarkan peraturan baru mengenai penurunan tarif. "Berapa turunnya biar perusahaan saja, saya hanya menjalankan," tuturnya, saat ditemui VIVAnews di Tebet, Jakarta.
Pemerintah kemarin mengumumkan penurunan harga premium sebesar Rp 500 menjadi Rp 5.000 per liter. Harga solar juga turun Rp 700 menjadi Rp 4.800 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tetap Rp 2.500 per liter. Harga baru ini berlaku sejak pagi tadi, 15 Desember pukul 00.00 WIB.
C3 Aircross Dijual Murah, Citroen Tak Berminat Pasang Target Penjualan
Pabrikan asal Prancis, Citroen baru saja meluncurkan The All New C3 Aircross untuk pasar Indonesia. Mobil ini dijual dengan harga terjangkau.
