Spesialis Pembobol ATM Diringkus

VIVAnews – Kepolisian Sektor Kuta  menangkap spesialis pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kerap meresahkan para nasabah bank. Modus yang dilakukan dengan mengganti nomor hotline yang ditempel di tiap ruang ATM.

Mereka adalah Mahat (31) dan Nurul (24) berasal dari Desa Pabuaran, Kecamatan Cibinong RT 04 RW 05, Bogor, Jawa Barat. Keduanya sempat beraksi di salaha satu ATM di Swalayan Carrefour Jalan Imam Bonjol.

Terbongkarnya jaringan penipuan ini bermula dari pihak BNI yang menerima salah satu pengaduan salah satu nasabahnya yang kartu ATMnya macet usai transaksi. Saat dilakukan pengecekan oleh sala seorang karyawannya, I Made Wartana memang benar ada kartu yang tersangkut.

Saat itula Wartana baru sadar kalau nomor hotline yang asli ditutup stiker palsu bertuliskan Call Center BNI. "Setelah saya cek ternyata stiker ini palsu," ujarnya, Senin, 22 Desember 2008.

Lantaran ada nomor  yang tercantum, Wartana mencoba untuk menghubungi yang lantas diangkat oleh seorang laki-laki bernama Yohanes. "Saya ngaku kalau kartu saya tersangkut dan dia langsung minta nomor PIN," terangnya.

Tak lama kemudian muncullah dua tersangka yang mengaku sebagai karyawan bank untuk membantu. Saat akan mengambil ATM itulah, keduanya langsung ditangkap dan diserahkan ke kantor polisi.

"Ngakunya dia mengambil ATM istrinya yang namanya Marni tapi ternyata kartu itu bukan atas nama Marni melainkan orang lain," papar Wartana.

Menurut Kepala Unit Reserse dan Kriminal, Inspektur Polisi Satu Made Karsa menjelaskan kalau modus seperti ini kerap digunakan para pelaku kejahatan pembobol ATM dengan memacetkan menggunakan karet.

Di saat itulah nasabah akan meminta bantuan nomor hotline yang ditempel di ruang ATM. "Kami masih terus mengembangkan kasus ini karena diduga ini sebuah jaringan," tuntasnya.

Laporan: Wima Saraswati/Bali

 KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024