Bentrok Brimob dan Petani

Mabes: Tidak Benar Ada Kerusuhan

VIVAnews - Bentrok terjadi antara  petani dan anggota Kepolisian Daerah Riau di desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, Bengkalis, Kamis siang 18 Desember 2008. Menurut Juru Bicara Polisi, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, berdasarkan informasi yang didapatkannya, informasi soal kerusuhan itu tidak benar.

"Saya dapat SMS [pesan pendek] beredar, ada kerusuhan. Saya sudah cek disana, tidak benar," katanya di Markas Besar Kepolisian, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa 23 Desember 2008.

Meski demikian, kata Abubakar, laporan soal kerusuhan termasuk adanya korban meninggal dan adanya pelanggaran hak asasi manusia tak dibiarkan. "Akan kita sampaikan ke Irwasum [inspektur pengawasan umum] dan Propam [Divisi Profesi dan Pengamanan]," tambah Abubakar.

Tim dari Irwasum dan Propam nantinya akan melakukan pengecekan di lapangan apakah laporan masyarakat terkait apa yang dilakukan polisi di Bengkalis benar.

Menurut informasi, latar belakang kasus ini adalah rebutan lahan seluas 4.000 hektare antara 800 kepala keluarga petani dan PT. Arara Abadi, yang terjadi sejak tiga tahun lalu.

Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Arab Saudi Tersingkir

Warga mengklaim, lahan itu adalah tanah ulayat mereka. Sebaliknya, PT Arara Abadi menyatakan lahan itu sebagai areal konsensi hutan tanaman industri yang telah diberikan pemerintah.

Akibat kerusuhan tersebut, satu bocah tewas dalam sumur, sekitar 400 warga terjebak di hutan dan tak berani pulang, dan sebanyak 81 warga ditahan polisi. "81 orang ditahan sebagai pelaku pengrusakan dan penyerobotan lahan. "Ada dua anggota polisia yang dilempar batu oleh massa," kata Abubakar.

Meski mengakui ada korban dalam kerusuhan itu, Abubakar mengatakan lokasi kematian bocah bernama Putri jauh dari tempat bentrok.

Polisi bekuk pelaku begal yang bacok siswa SMP di Depok

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Begal itu menyasar pelajar dan perempuan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024