Syamsuddin Haris

Prabowo Lebih Berpeluang Daripada Sultan

VIVAnews - Survei-survei menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Sri Sultan Hamengku Buwono X bersaing ketat. Namun pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menyatakan Prabowo lebih berpeluang untuk maju sebagai calon presiden.

"Peluang Sultan dan Prabowo relatif karena yang satu militer, sementara yang satu lagi sipil. Jadi akan sangat ditentukan oleh hasil pemilu legislatif," kata Syamsuddin dalam diskusi di Hotel Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa, 30 Desember 2008.

"Tapi saya pikir Prabowo lebih berpeluang karena partainya sudah jelas. Asal Partai Gerindra bisa mencapai 2,5 persen untuk lolos dan duduk di parlemen, maka dia bisa melakukan koalisi dengan partai-partai lain untuk menggalang dukungan," ujar Syamsuddin.

Sementara kelemahan Sultan adalah karena Golkar sudah memutuskan tidak akan ada konvensi calon presiden. Jadi kemungkinan besar, ujar Syamsuddin, Jusuf Kalla tetap akan dipertahankan, minimal sebagai pasangan Yudhoyono lagi. Selain itu di Golkar masih ada tokoh lain selain Sultan. "Sultan juga kesulitan dalam hal membangun basis politik dan partai pengusung," kata Syamsuddin.

Survei Pusat Kajian Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis) menemukan, pasangan calon wakil presiden paling pas bagi Prabowo untuk maju dalam Pemilihan Presiden adalah Sultan, yakni dipilih 25,67 persen. Pendamping favorit kedua Prabowo adalah Akbar Tandjung 12,92 persen, ketiga dengan Soetrisno Bachir 12,92 persen dan keempat dengan Din Syamsuddin 11,25 persen.

Jumlah responden survei Puskaptis ini 1.355 orang yang dianggap mewakili provinsi 33. Responden survei yang dilakukan 24 November - 3 Desember 2008 ini diambil dengan random sampling. Tingkat kesalahan 3-5 persen.

Alasan Filsafat Harus Lahir di Yunani Bukan di Negeri Lain
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

Alasan Yordania dan Arab Saudi Justru Bantu Israel Lawan Serangan Udara Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal menuju Israel. Namun, Yordania dan Arab Saudi tampaknya menjegal serangan itu.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024