VIVAnews - Komisi Bidang Pertahanan, Intelijen, dan Luar Negeri DPR RI menilai pemerintah perlu mengevaluasi peran diplomasi Indonesia dalam menghadapi konflik di mancanegara. Misalnya, yang saat ini sedang terjadi antara Israel dan Palestina.
Menurut Happy Bone Zulkarnain, anggota Komisi Bidang Pertahanan Keamanan dan Hubungan luar Negeri DPR RI, peran diplomasi Indonesia perlu dikoreksi total karena sejauh ini Indonesia hanya mampu melakukan kecaman-kecaman. "Itupun, agar masyarakat domestik puas sesaat," kata dia dalam acara Polemik Mengenai Palestina di Warung Daun, Sabtu, 3 Januari 2009.
Dia mengatakan, dalam konflik Israel-Palestina harus ada formula diplomasi efektif yang dapat mempengaruhi Israel agar menghentikan agresinya. "Memang itu sulit. Sebab, jangankan Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) sebagai sebuah organisasi internasional saja tidak dapat melakukannya," ujar Happy.
Terlepas dari pada itu, kata Happy, Departemen Luar Negeri mempunyai anggaran yang sangat besar dalam diplomasi. Sehingga, perlu ada evaluasi total atas diplomasi Indonesia seperti melakukan diplomasi konferhensif.
Misalnya, dia mengungkapkan, Indonesia perlu menggunakan negara ketiga yang mempunyai hubungan langsung dengan Israel sebagai perantara. "Kita tahu, Indonesia tidak mempunyai hubungan langsung dengan Israel," jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga harus memanfaatkan forum Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN). Sebab, bila dilihat dari peta geopolitiknya, kawasan yang paling mengecam agresi Israel adalah Asia.
Pada kesempatan itu, Happy juga mengatakan, apa yang dilakukan Israel saat ini bukan sekedar agresi tapi sebuah kebiadaban. Sebab, berdasarkan catatan terakhir sudah terdapat 200 anak-anak Palestina yang tewas.
"Jadi, ini adalah genosida (pembantaian besar-besaran sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memunahkan) yang dilakukan sebuah negara di era modern dan ini merupakan penghinaan terhadap keberadaan suatu masyarakat," tegas dia.