VIVAnews - Puluhan anak yatim piatu di Makassar menggelar aksi penggalangan dana untuk anak-anak Palestina yang menjadi korban serangan tentara Israel sejak 27 Desember 2008 lalu. Anak-anak yatim piatu tersebut menyebar disejumlah titik keramaian di Makasar.
Aksi yang bertema 'Karyaku Untuk Sahabatku di Palestina' ini bergerak dari jalan Abd Daeng Sirua ke Jl AP Pettarani Makassar. Dengan jalan kaki, Anak-anak tersebut kemudian menuju kampus Univeritas Negeri Makassar.
Mereka menjual beberapa souvenir, antara lain gantungan kunci, sticker, tempat pulpen serta pembatas buku. Souvenir-souvenir, yang juga hasil buah tangan mereka itu, semuanya dihiasi dengan bendera dan moif Palestina. Mereka masuk ke sejumlah ruang dosen, ruang kuliah, kantin serta sepanjang koridor kampus tersebut.
Muhammad Fajar, salah seorang anak yatim mengatakan, penjualan souvenir tersebut sengaja dilakukan, sebagai kepedulian atas penderitaan anak-anak Palestina.
"Tidak seberapa mungkin yang kami berikan, tapi kami merasakan bagaimana hidup tanpa orang tua," katanya kepada wartawan, Kamis, 8 Januari 2009.
Penggalangan dana dengan penjualan souvenir tersebut berlangsung sekitar 4 jam. Dari hasil itu, mereka berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 400 ribu.
Dana tersebut akan disalurkan melalui lembaga kemanusiaan yang khusus menyalurkan dana ke Palestina. Mereka berharap, sumbangan tersebut bermanfaat untuk anak-anak Palestina yang menjadi korban kebiadana Israel.
Sementara itu, pendamping Komunitas Cinta Anak Yatim (KCAY). Rini Marini Ukhti, mengatakan, kegiatan tersebut akan terus dilakukan hingga sepekan mendatang.
Sejumlah tempat lain, seperti kampus, kantor, cafee dan jalan-jalan protokol di makassar akan menjadi sasaran mereka. Selanjutnya, para anak-anak tersebut akan menyebar ke tempat lainnya, seperti jalan-jalan protokol, kampus-kampus, kantor pemerintah dan lainnya.
Laporan: Zeena | Makassar
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap
Wakil Ketum Partai Perindo Angela Tanoesoedibjo menyampaikan sikap partai mewakili Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo, pasca keputusan MK dan penetapan Prabowo-Gibran pemenang
