Sejumlah Operator Seluler Jajaki Konsolidasi

VIVAnews -- Operator CDMA Seluler yang terdiri dari Mobile 8, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, Smart Telecom telah melakukan pembicaraan untuk menjajaki kerjasama di antara mereka.

Hal itu diutarakan oleh Direktur PT Smart Telecom Ubaidillah Fattah kepada VIVanews, Kamis 8 Januari 2008. "Yang kami lakukan masih pembicaraan awal," ujar Ubaidillah.

Awalnya, kata Ubaid, ide awal pertemuan di antara para operator itu, adalah kerjasama di jaringan atau sharing infrastruktur. Ada wacana untuk mewujudkan kerja sama roaming di antara operator CDMA selular.

Bila wacana itu bisa direalisasikan, kata Ubaid, pelanggan Smart yang saat ini memiliki jangkauan wilayah Jawa, Madura, dan Bali, bisa tetap menelepon dari Banjarmasin Kalimantan, dengan menggunakan jaringan Fren dari Mobile-8.

Namun, kata Ubaid, wacana tersebut masih mengalami banyak tantangan, mulai dari masalah teknis, strategi bisnis, hingga masalah regulasi.

Di bidang teknis, Ubaid mencontohkan hal yang paling mendasar, yaitu frekuensi jaringan operasi yang berbeda antara ketiga operator. Jaringan Smart memiliki frekuensi operasi 1900 MHz, sementara Mobile-8 beroperasi pada 800 MHz, dan Sampoerna mengudara pada 450 MHz.

Masing-masing juga memiliki vendor infrastruktur yang berbeda, yang tentunya menggunakan teknologi berbeda. Smart memakai teknologi ZTE, Mobile-8 memakai teknologi Samsung, dan Sampoerna Telecom ditopang teknologi Huawei.

Andaikan solusi masalah jaringan bisa diatasi, kata Ubaid, mereka juga dihadapkan pada sulitnya menemukan ponsel yang mampu beroperasi di ketiga jaringan. "Hingga kini belum ada ponsel CDMA triband yang bekerja di frekuensi itu."

Bila tak banyak tantangan yang dihadapi, konsolidasi ketiga operator CDMA seluler ini mungkin bisa memberikan energi bagi mereka, untuk bersaing dengan pemain besar CDMA Fixed Wireless Acces seperti Telkom, Bakrie Telecom, dan Indosat.

Di satu sisi Sampoerna dan Smart masih harus mengembangkan jaringan infrastrukturnya. Sementara Mobile-8 yang telah memiliki jaringan yang luas, saat ini juga sedang mengalami kesulitan masalah keuangan.

Namun, untuk merealisasikan wacana kerjasama di bidang jaringan saja, menurut Ubaid, masih sulit. "Kami belum menemukan titik terang," kata Ubaid.

Oleh karenanya, Ubaid membantah bila ketiga operator sudah membicarakan kemungkinan kerja sama hingga ke tingkat merger. "Kami sama sekali belum memberikan komitmen apapun."

Gerindra Resmi Usung Jenal Mutaqin Maju Jadi Wali Kota Bogor
Sekjen PDIP sekaigus Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto

Hasto Bantah PDIP Loyo soal Hak Angket: Kami Undang Semua Pihak untuk Berani

Hasto bilang dugaan kecurangan Pemilu 2024 itu semakin kuat dari hulu ke hilir.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024