Tragedi Palestina

Menlu AS Dipermalukan Israel

VIVAnews - Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, mengaku bahwa dia telah membuat malu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Condoleezza Rice, setelah memaksa bosnya, George W. Bush, merubah keputusan AS di sidang Dewan Keamanan (DK) PBB Kamis pekan lalu, 8 Januari 2009. Padahal, Rice dikabarkan bersiap memberi dukungan atas resolusi DK-PBB nomor 1860 yang turut dia rancang.

Gara-gara telepon Olmert ke Bush, Rice yang tadinya bersiap mendukung resolusi tersebut akhirnya malah tak memberi suara dukungan maupun penolakan, alias abstain. Maka AS menjadi satu-satunya negara yang memilih sikap abstain saat semua 14 anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sepakat menyerukan penghentian kontak senjata sesegara mungkin antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Dia (Rice) akhirnya dipermalukan. Sebuah resolusi yang dia siapkan dan dia rancang, pada akhirnya tidak dia dukung," kata Olmert saat berpidato di kota Ashkelon, Israel sebelah selatan, Senin 12 Januari 2009, seperti yang dikutip laman berita Yahudi, JTA News. 

Olmert mengatakan bahwa setelah dia menelpon Bush, presiden AS yang pensiun pada 20 Januari 2009 tersebut kemudian memerintahkan Rice untuk berganti sikap. "Malam antara hari Kamis dan Jumat, saat menteri luar negeri [AS] ingin memimpin pemungutan suara untuk seruan gencatan senjata di Dewan Keamanan [PBB], kami tidak ingin dia memberi dukungan," kata Olmert. 

Sedangkan seorang pejabat AS di Washington DC kepada Associated Press menampik klaim Olmert tersebut. "Rencana [abstain] itu telah lama dipersiapkan dan, menurut persetujuan menteri luar negeri dan presiden, bila semua mendukung, kami akan abstain," kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengingat itu adalah isu yang sensitif. 

"Pemerintah Israel tidak membuat kebijakan untuk Amerika Serikat," lanjut pejabat tersebut.

Rice belakangan mengatakan bahwa AS pada dasarnya "mendukung penuh" resolusi tersebut, namun memilik abstain. Itu karena AS memilih menunggu hasil penting dari perundingan yang dimediasi Mesir. Perundingan itu merujuk pada inisiatif Mesir dan Prancis untuk menggelar perundingan damai antara Israel dan Palestina agar dicapai kesepakatan gencatan senjata.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024