VIVANews - Ratusan nelayan memutuskan untuk berhenti melaut akibat buruknya cuaca di perairan Kupang, Nusa Tenggara Timur, beberapa hari terakhir.
Keputusan nelayan ini, menyusul adanya ancaman Badai Charllote, yang kini melanda wilayah Australia dan diperkirakan akan bergerak mendekati wilayah NTT beberapa hari ke depan.
Ratusan perahu nelayan terpaksa ditambatkan pemiliknya di sekitar teluk Kupang, seperti pantai Namosain, Pasir Panjang, Kelapalima, Oesapa dan Lasiana.
Sementara puluhan bagan yang biasanya beroperasi di Teluk Kupang terpaksa diamankan pemiliknya di pantai Pantai Beringin, Kecamatan Sulamu. Saat ini, gelombang disebagian perairan NTT mencapai tiga meter lebih.
"Kami tidak mau mengambil resiko. Perahu kami tidak dilengkapi dengan alat navigasi yang cukup sehingga lebih baik kami berhenti melaut daripada dihandam badai saat mencari ikan," kata Andi Nurlali (36), nelayan asal Buton, yang kini menetap di Kelurahan Namosain, Kota Kupang.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Lasiana Kupang, Purwanto, yang dihubungi terpisah, mengakui, sebagian wilayah NTT diperkirakan akan terkena dampak Badai Charllote yang kini masih berada diwilayah Australia.
"Badai tersebut lebih dominan di teluk Carpentaria-Australia. Pengaruhnya di NTT tidak akan begiru terasa, kecuali di Flores dan beberapa perairan NTT, namun tidak berdampak langsung terhadap gelombang laut," kata Purwanto.
Laporan: Jemris Fointuna | Kupang