VIVAnews - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 08.30 WIB kembali melemah dan bergerak di kisaran level 11.150-11.200 per dolar Amerika Serikat (US$).
Sedangkan, pada penutupan Rabu, 14 Januari 2009, di pasar spot antarbank Jakarta, mata uang lokal itu ditutup pada kisaran 11.058-11.168 per dolar AS.
Menurut Frans Darwin Sinurat, dealer valas PT Bank Century Tbk, penguatan dolar AS tehadap sebagian besar mata uang regional seperti dolar Singapura, yen Jepang, dolar Hong Kong, dan ringgit Malaysia menjadi katalis pelemahan rupiah pagi ini.
"Pergerakan negatif bursa regional seperti Straits Times dan Nikkei 225 yang dibuka pagi ini juga memicu pelemahan mata uang regional, termasuk rupiah," jelasnya kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 15 Januari 2009.
Mata uang lokal itu dibuka pukul 08.00 WIB langsung bergerak di kisaran 11.150-11.200/US$. Sedangkan saat ini rupiah ada di kisaran level 11.200-11.250 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 08.30 WIB, Kamis, 15 Januari 2009 berada di posisi 11.202/US$.
Dia memperkirakan, transaksi jual dan beli mata uang lokal tersebut pada siang sampai penutupan sore hari nanti masih cenderung melemah di kisaran 11.200-11.300/US$. "Tapi, adanya intevensi Bank Indonesia dalam menjaga suplai dolar masih bisa menjaga posisi rupiah untuk tidak melemah lebih tajam," jelasnya.
Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik meningkat menjadi Rp 87,36 triliun dibandingkan posisi transaksi kemarin Rp 41,83 triliun.
Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo juga mencapai Rp 87,80 triliun, atau turun dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 39,19 triliun.
Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat naik menjadi Rp 2 triliun dari transaksi kemarin yang sebesar Rp 1,78 triliun.
