Filosofi Bercinta Ala Tao

VIVAnews – Negeri China menyimpan banyak kebudayaan bernilai seni tinggi. Termasuk juga dalam kehidupan bercinta. Pada masa China kuno, hubungan seks adalah sesuatu yang sakral dan penuh makna mendalam.

Nasib 5 Polisi yang Ditangkap Terkait Narkoba di Depok

Literatur China pada masa 1500-770 sebelum Masehi kurang membahas seks secara gamblang. Kehidupan bercinta adalah hal yang penuh rahasia dan tabu dibicarakan secara umum. Oleh karena itu ajarannya lebih banyak menggunakan bahasa metafora.

Wanita digambarkan sebagai awan, yang mengacu pada rahim dan vagina, sedangkan pria disebut sebagai ‘hujan’, gambaran sperma yang dikeluarkan dari tubuh saat ejakulasi.

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Di masa Dinasti Chou 770-222 SM, berkembang ajaran Taoisme. Menurut ahli sejarah, seni bercinta Tao-lah yang menjadi inspirasi ditulisnya kitab Kamasutra yang melegenda dari India.

Keseimbangan yin dan yang

Dua Mobil Premium BMW Bakal Layani Antar Jemput Pasien RS

Filosofi dasar dalam kehidupan bercinta ala Tao adalah menjaga keharmonisan yin dan yang. Dalam ajaran Tao, wanita adalah sosok superior secara seksual. Bahkan digambarkan, menaklukan satu wanita di ranjang lebih sulit daripada memimpin satu pasukan tentara.

Menurut Tao, hubungan seks merupakan peleburan yin dan yang. Wanita menebarkan energi yin pada pasangannya dan menyerap energi yang-nya, begitu juga sebaliknya.

Wanita memiliki energi yin tak terbatas. Sedangkan pria suplai energi yang-nya terbatas. Saat mencapai orgasme, wanita mengalami sebuah perasaan yang luar biasa dan bisa membuat energi tubuhnya meningkat dan terasa segar. Sebaliknya, pria justru akan merasa lemas dan kehabisan energi setelah mencapai puncak.

Hal itu terjadi karena saat bercinta, energi yin pada wanita keluar secara perlahan. Lalu pada saat orgasme, energi itu mengalir dan tetap tersimpan dalam tubuh. Sedangkan pada pria proses pengeluaran energi yang terjadi bersamaan dengan keluarnya sperma yang terjadi secara spontan dan sekaligus. Hal itulah yang membuat pria kehabisan energi.

Untuk mengatasinya, menurut ajaran Tao, saat bercinta pria tidak boleh ejakulasi terlebih dahulu. Pria harus memberi kesempatan wanita mendapatkan orgasme beberapa kali supaya bisa menyerap energi yin-nya. Bahkan disebutkan dalam ajaran Tao, jika pria ejakulasi terlebih dahulu tanpa menyerap energi yin dari wanita, lama-kelamaan bisa menimbulkan gangguan kesehatan hingga kematian.

Literatur seni bercinta

Ajaran Tao sempat digantikan ajaran Konfusius. Namun Tao kembali berkembang pada era Dinasti Han 25-220 M. Pada masa ini, mulai muncul kitab kuno tentang ajaran seks seperti The Handbook of the Plain Girl dan The Art of the Bedchamber. Buku itu menggambarkan kehidupan Kaisar Kuning yang mencari kehidupan yang sehat, panjang umur termasuk juga kehidupan seks yang meningkatkan kesehatan.Dalam buku itu dijabarkan ajaran seni pernapasan saat bercinta bagi para pria supaya bisa menaklukkan wanita.

Metafora dan simbolisasi pada literatur  itupun mengalami perubahan. Pria digambarkan sebagai Harimau Putih dan wanita dilambangkan dengan Naga Hijau.

Di era dinasti Sui 590-618 M, literatur seni bercinta semakin banyak. Antara lain The Secret Methods of the Plain Girl, Handbook of Sex of the Dark Girl, Recipes of the Plain Girl, Secret Prescriptions for the Bedchamber, Principles of Nurturing, Ishimpo, dan Secrets of the Jade Chamber.

Kitab-kitab tersebut menjabarkan secara detil teknik bercinta dalam berbagai posisi. Dalam buku-buku kuno itu, seks digambarkan sebagai salah satu media menyembuh berbagai penyakit dan bisa meningkatkan kesehatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya