VIVAnews - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengusulkan agar kegiatan operasional PT Perusahaan Listrik Negara tidak terpusat dalam satu wilayah.
Ketua Umum HIPMI Erwin Aksa mengatakan, dengan demikian birokrasi yang harus dihadapi oleh investor tidak berbelit-belit, sehingga dapat menarik perhatian investor. "Sebaiknya PLN dibagi dalam regional-regioan saja," kata dia di Jakarta, Rabu 28 Januari 2009.
Dia mengatakan, seperti di China distribusi listriknya tidak hanya dalam satu wilayah. Ini bisa juga dilakukanPLN. Jika cakupannya sudah terlalu besar, PLN harus membagi per wilayah.
Dia mengatakan, pemerintah seharusnya mempermudah birokrasi bagi investor yang akan menanamkan investasinya di bidang ketenagalistrikan. Selain itu, pemerintah perlu menerapkan tarif beli yang layak, sehingga para investor lebih giat menanamkan investasinya. "Selama ini investasi listrik swasta diberikan tarif terlalu rendah," katanya.
Dengan kondisi ini, pengusaha berpikir ulang dalam menanamkan investasinya. Sebab jika keadaan ini berlanjut, pengusaha sulit berkembang. Apalagi dengan keuntungan yang sangat kecil itu perbankan enggan memberikan pinjaman. "Kami berharap pemerintah memberika tarif cukup bagus agar swasta mau berinvestasi," katanya.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Tidak puas dengan HyperOS? Ingin kembali ke MIUI 14? Artikel ini menyediakan panduan downgrade HyperOS ke MIUI 14 yang aman. Ikuti langkah mudahnya berikut.
Aplikasi DANA akan memberikan saldo DANA gratis bagi anda yang beruntung hari ini, Sabtu 27 April 2024. Dengan hanya menyiapkan HP dan paket internet, anda akan mendapatk
Ulasan tentang 5 hero terbaik yang bisa meng-counter Julian di Mobile Legends setelah dia mendapat buff.
Samsung Galaxy Z Flip 6: Semua Rumor Sejauh Ini
Olret
sekitar 1 jam lalu
Samsung Galaxy Z Flip 6 akan hadir musim panas ini, dan Samsung jelas ingin membuat lebih banyak orang tertarik dengan ponsel yang dapat dilipat saat mereka mencobanya
Selengkapnya
Isu Terkini