Pemantauan 22 Media Nasional

Media Tak Banyak Beritakan Cara Memilih

VIVAnews - Institut Studi Arus Informasi menemukan, 11 media cetak nasional dan 11 stasiun televisi kurang memberikan proporsi berita tentang cara memilih dalam Pemilu 2009. Media dinilai lebih banyak memberitakan prediksi kalah-menang dalam Pemilu.

ISAI memantau 22 media itu sejak 5-30 Januari 2009. Sebelas media cetak yang dipantau adalah Indopos, Jurnal Nasional, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Republika, Seputar Indonesia, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara Pembaruan, majalah Tempo, dan Majalah Gatra.

Peneliti ISAI, Ahmad Faisol, menyebutkan, kurangnya proporsi berita mengenai cara memilih ini membuat angka golongan putih tak berkurang. Fenomena golput, kata Faisol, "Lebih karena masyarakat belum memahami bagaimana tatacara memilih yang pasti."

Dalam diskusi di Hotel Sahid Jaya itu, Rabu, 4 Februari 2009, anggota Komisi Pemilihan Umum Syamsul Bahri juga mengungkapkan fenomena serupa. Dalam simulasi Pemilu di Tangerang, KPU menemukan banyak pemilih yang salah dalam memberikan tanda.

Oleh karena media cetak dan televisi kurang memberikan proporsi berita cara memilih itu, ISAI meluncurkan www.kanalpemilu.net yang diharapkan sebagai media informasi membantu sosialisasi Pemilu. Situs ini didedikasikan ISAI untuk mensukseskan Pemilu dan Pemilihan Presiden 2009 ini.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania
Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya

Adapun masa penahanan Harvey Moeis diperpanjang selama 40 hari ke depan mulai 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024