Ketua DPRD Tewas Diamuk Massa

"Ini Tanggungjawab Saya, Bukan Kapolri"

VIVAnews - Kepala Kepolisian Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Nanan Sukarna pasang badan, meski terancam dicopot dari jabatannya.

"Apapun yang terjadi adalah tanggungjawab saya sebagai Kapolda, bukan Kapolri," kata Nanan Sukarna di sela-sela rapat kerja Polri dengan Komisi Hukum Dewan, di Gedung Dewan, Senayan, Senin 9 Februari 2009.  

Ungkapan Nanan menanggapi pernyataan anggota dewan yang  mempertanyakan keputusan Kepala Kepolisian RI Bambang Hendarso Danuri mencopot Nanan Sukarna, dipertanyakan Dewan. Menurut Anggota Komisi Hukum dewan, Nursyahbani Katjasungkana, apabila kesalahan anak buah merupakan tanggungjawab dari atasan dua tingkat diatasnya, maka berarti Kapolri juga harus bertanggung jawab.

Namun, Nanan menolak mengomentari lebih lanjut terkait pencopotannya. "Soal itu, tanyakan saja pada Kapolri," ujar dia.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa

Terkait penyelidikan, Nanan mengatakan semua pihak yang diduga terkait akan dimintai keterangan. Termasuk, tiga orang anggota DPRD Sumatera Utara yang berkenan datang. "Saya katakan berkenan karena kalau polisi memanggil mereka harus melalui Menteri Dalam Negeri," kata dia.

Menurut Nanan, kepolisian di Sumatera Utara ditargetkan menangani kasus tersebut selama satu bulan. "Soal penyeldikan, target 3 Maret jadi berkas. Dikasih waktu 1 bulan," tambah Nanan.

Posisi Nanan sebagai Kapolda Sumatera Utara terancam. Usai bertemu dengan Presiden Yudhoyono, Jumat 6 Februari 2009, Bambang Hendarso langsung mengumumkan pencopotan Kepala Polisi Daerah Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Nanan Sukarna dan Kepala Polisi Kota Besar Medan, Komisaris Besar Aton Suhartono. Pencopotan tersebut hanya tiga hari setelah kejadian.

Keduanya dianggap bertanggungjawab atas insiden demo yang menewaskan Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Aziz Angkat. Saat kejadian, hanya ada 250 polisi yang menjaga 2000 massa demo.

Tewasnya Abdul Aziz berawal dari aksi massa yang menuntut berdirinya Provinsi Tapanuli Selasa 3 Januari 2009. Saat politisi Partai Golkar ini hendak dibawa menuju mobil untuk dilarikan, massa datang lebih banyak.

Cacian, makian, dan lemparan botol plastik diarahkan pada Aziz. Pukulan pun diterima politisi Golkar itu. Aziz lalu pingsan dan dibawa lari ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong lagi, dia tewas di rumah sakit. Di depan Komisi Hukum Dewan hari ini, Bambang Hendarso mengakui kematian Aziz adalah implikasi unjuk rasa. Meski hasil visum rumah sakit menyatakan Aziz tewas akibat sakit jantung.  Polisi telah menangkap 36 tersangka dalam kasus ini.

Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23

Jangan Ragukan Nasionalisme Pemain Naturalisasi Indonesia

Pemain naturalisasi Indonesia disebut oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah menunjukkan sikap yang luar biasa ketika mengenakan jersey Timnas Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024