VIVAnews - Platform Core i7 hadir di waktu yang tidak tepat. Meski pengguna dari kalangan enthusiast -mereka yang menginginkan sistem berkinerja tertinggi- butuh sistem seperti itu, tetapi harga yang ditawarkan untuk platform sistem yang bersangkutan membuat pengguna menyingkir. Padahal kenyataanya, sampai saat ini Core i7 merupakan prosesor desktop terhebat yang pernah dibuat oleh Intel.
Masalah utama enggannya pengguna melirik sistem Core i7 adalah minimnya pasokan motherboard berchipset X58 (motherboard yang ditujukan untuk menampung prosesor tersebut) yang dijual seharga di bawah 200 dolar AS. Padahal, harga prosesornya sendiri sudah 1000 dolar lebih, atau 300 dolar jika memilih versi murahnya. Belum lagi harga memori triple channel DDR3 yang harganya minimal sekitar 70 dolar AS. Pengguna harus mengeluarkan investasi yang serius jika ingin memiliki platform komputer terhebat itu. Mengingat kondisi ekonomi yang sedang tidak kondusif seperti ini, langkah memilih sistem Core i7 tampaknya kurang bijak.
Kehadiran prosesor Phenom II dari AMD juga cukup memperburuk keadaan bagi sistem Core i7. Meskipun dari sisi kinerja secara head to head, Phenom II tidak mampu bersaing dengan performa Core i7, tetapi tawaran kinerja overclock yang menarik baik seri kelas atas ataupun kelas mainstream, harga yang lebih terjangkau, serta biaya upgrade dari sistem lawas yang rendah, membuat adopsi prosesor Core i7 makin sulit.
Krisis ekonomi global yang menjadi salah satu pemicu lambatnya penjualan platform Core i7 juga berlaku di Indonesia. Sejak Core i7 dan sistem pendukungnya hadir di sekitar ajang Indocomtech 2008, 12-16 November silam, peminat Core i7 memang banyak. Akan tetapi ramainya peminat tidak sejalan dengan penjualan.
Di pasar, dari informasi yang VIVAnews dapatkan dari distributor prosesor Intel di Indonesia, platform Core 2 Quad masih lebih diminati. Tidak seperti penjualan prosesor-prosesor terbaru Intel sebelumnya yang grafiknya terus meningkat, penjualan Core i7 dan komponen pendukungnya relatif stagnan.
Sebagai gambaran, dari total keseluruhan penjualan jajaran prosesor desktop Intel (Core i7, Core 2 Quad, Core 2 Duo, Pentium, dan Celeron), Core i7 hanya memiliki pangsa pasar 1-1,5 persen saja. Pentium Dual Core, prosesor turunan dari Core 2 Duo masih memegang pangsa pasar terbesar yakni hampir 45 persen, Core 2 Duo sendiri sekitar 35 persen, sementara Core 2 Quad sedikit di bawah 20 persen.
Untuk Celeron, meski pasarnya masih ada, tetapi pengguna yang membeli secara retail tidak banyak yang meminati prosesor tersebut. Di segmen ekonomis, perhatian pengguna mulai beralih ke platform prosesor Atom yang juga sudah tersedia secara retail. Bila prosesor Atom diikutsertakan dalam keseluruhan penjualan, persentasenya mencapai sekitar 3 persen.
Kembali ke Core i7, prosesor yang paling banyak diminati pengguna adalah seri 920. Tidak mengherankan mengingat harganya yang “hanya” sekitar 300 dolar AS, dibandingkan seri kelas atasnya yang mencapai angka 1100 dolar AS. Dari informasi yang VIVAnews terima, di tanah air, seri Core i7 yang sudah resmi beredar baru seri 920 dan 965.
Menurut data Astrindo Senayasa, salah satu distributor prosesor Intel di Indonesia, dalam 3 bulan pertama penjualan, prosesor kelas ekstrim dari Intel tercatat mencapai kurang lebih 10 unit. Sedangkan versi ekonomisnya sudah laku sebanyak sekitar 200 unit.
Melihat sepinya penjualan, tampaknya Intel perlu bergegas menghadirkan solusi ekonomis bagi platform terbarunya, misalnya dengan seri Core i5. Kalau tidak begitu, kemungkinan nasibnya tidak akan jauh berbeda dengan nasib prosesor ekstrim yang pernah dimiliki AMD yakni Athlon FX seri 7. Ketika itu AMD membangun platform sistem yang berbeda dengan seri mainstreamnya. Seri 7 dari Athlon FX menggunakan platform soket F atau soket 1207, sementara di saat yang sama, prosesor desktop AMD lainnya menggunakan soket AM2.
Sayangnya, pengguna juga tidak bisa begitu saja menggunakan platform Core i5 dan melakukan upgrade prosesor di kemudian hari ke Core i7 karena perbedaan arsitektur si prosesor, khususnya pada soket yang digunakan. Walah.
Muhammad Firman
Wartawan VIVAnews
muhammad.firman @vivanews.com
VIVA.co.id
28 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim: Saya Tanggung Jawab Beli Semua Mobil Korban
100KPJ
4 jam lalu
Sopir truk berinisial MI siap bertanggung jawab atas Kecelakaan beruntun yang mengerikan terjadi di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, melibatkan beberapa unit mobil
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Ramalan Zodiak Keuangan 29 Maret 2024, Taurus, Scorpio dan Pisces Mulai Evaluasi!
IntipSeleb
3 menit lalu
Sudah siap untuk mengetahui apa yang ditawarkan bintang-bintang untuk urusan uangmu besok? Yuk, mari kita lihat ramalan zodiak keuangan untuk Jumat, 29 Maret 2024.
7 Potret Keseruan Bridal Shower Putri Isnari Jelang Pernikahannya dengan Bos Tambang
JagoDangdut
3 menit lalu
Putri Isnari, penyanyi dangdut muda jebolan D'Academy, kini semakin dekat dengan hari bahagia, yakni pernikahannya dengan Abdul Aziz, seorang pengusaha tambang batubara.
Selengkapnya
Isu Terkini