"Jangan Sekedar Jadi Jongos-Jongos Kapal"
VIVAnews - Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno berpendapat visi Indonesia dalam pembangunan kelautan masih rendah. Pembangunan masih berorientasi ke tanah.
"Kondisi ini diakibatkan penjajahan Belanda, karakter manusia Indonesia sebagai bangsa maritim dirubah total menjadi bangsa agraris," kata dia dalam Seminar Nasional bertema 'Membangun Kejayaan Maritim Indonesia' di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu 25 Februari 2009.
Akibatnya, bangsa yang karakternya ditengah lautan bangsa yang karakternya di bentuk di tengah-tengah lautan, menjadi petani-petani yang lebih menyukai ladang, sawah dan kebun.
"Karakter sebagai insan maritim seketika sirna. Kehilangan kekayaan alam adalah kerugian besar, tetapi kehilangan karakter dan jati diri adalah kehancuran," ujar dia.
Kondisi ini, tambah Tedjo, sudah disadari oleh Presiden Pertama RI, Soekarno.
Tedjo lalu memutar rekaman suara asli Soekarno pada peresmian Institut Angkatan Laut pada tahun 1953, yang saat ini bernama Akademi TNI Angkatan Laut. "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Bangsa pelaut dalam arti seluas luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos jongos kapal," kata Soekarno dalam rekaman suara.
Soekarno menegaskan Indonesia tak cukup hanya menjadi pelaut, meski bekerja pada armada kapal asing besar. "Tetapi bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri," seru Soekarno.