VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali terkoreksi, setelah dibuka awal perdagangan pagi tadi menguat 3,64 poin (0,28 persen) menjadi 1.303,75.
Indeks melemah 11,70 poin atau 0,91 persen di level 1.288,40 pada penutupan transaksi sesi I Kamis, 26 Februari 2009.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 742,85 miliar dengan frekuensi 20.952 kali. Sebanyak 35 saham menguat, 64 melemah, 50 stagnan, serta 313 saham tidak terjadi transaksi.
Analis PT Trimegah Securities T Heldy Arifien mengatakan, IHSG terkoreksi lagi setelah menguat pagi tadi akibat sentimen negatif eksternal seperti buruknya penjualan rumah di Amerika Serikat. "Data ekonomi AS itu mendorong pasar regional terkoreksi," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis.
Dia memperkirakan, IHSG sesi II menjelang akhir pekan ini bergerak mendatar (sideways) di kisaran tipis yaitu 1.285-1.315. Pasalnya, pelakua pasar masih mencermati sentimen domestik maupun mancanegara.
Di bursa Asia, saat IHSG ditutup bergerak variatif. Hang Seng Index melemah 104,34 poin atau 0,80 persen ke posisi 12.900,74, Nikkei 225 naik 67,99 poin (0,91 persen) ke level 7.529,21, dan Straits Times Singapura terkoreksi 3,05 poin atau 0,19 persen menjadi 1.613,74.
Sedangkan di bursa Wall Street, pada perdagangan Rabu sore waktu New York atau Kamis dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali melemah 80,05 poin atau 1,09 persen ke level 7.270,89. Indeks Nasdaq turun 16,40 poin atau 1,14 persen menjadi 1.425,43 dan S&P 500 terkoreksi 8,24 poin atau 1,07 persen di posisi 764,90.
Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham yang mengalami penurunan harga terbesar antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah Rp 175 (4,32 persen) ke level Rp 3.875, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp 150 atau 1,84 persen menjadi Rp 8.000, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) terkoreksi Rp 105 (25 persen) di posisi Rp 315, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun Rp 100 atau 1,53 persen ke level Rp 6.400, dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang ditutup melemah Rp 75 (1,72 persen) menjadi Rp 4.275.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 12.00 WIB, berada di posisi 12.000 per dolar AS dan menurut data RTI mata uang lokal itu bercokol di level 11.920/US$.
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
