VIVAnews - Sama halnya dengan vendor ponsel merk lokal lain, HT Mobile, yang sebelumnya dikenal dengan Hitech Mobile, mengaku tertarik untuk membangun pabrik di Indonesia. Syaratnya, bila pemerintah melalui Departemen Perdagangan mau menerbitkan regulasi pajak demi mendukung iklim investasi.
Menurut Nuramin, General Manager HT Mobile, aturan pemerintah yang berlaku saat ini baru sebatas kebijakan pengetatan impor barang sejumlah komoditas alias tata niaga ponsel.
"Regulasi yang berlaku sekarang ini bukan untuk menarik investor, tetapi lebih kepada pengaturan tata niaga ponsel," ujarnya di sela peluncuran tiga ponsel perdananya di Jakarta, 3 Maret 2009.
Namun demikian, HT Mobile baru berencana membangun pabriknya sekitar dua tahun lagi. Untuk saat ini, perusahaan masih berkonsentrasi pada mempertahankan pasar yang diproyeksi akan merosot akibat turunnya daya beli masyarakat. "Meskipun tetap tumbuh, tetapi saya kira tidak sebagus sebelumnya," ucap Nuramin.
"Bila nanti pemerintah mewajibkan kami untuk membangun pabrik di Indonesia, kita nggak masalah. Kalau untuk setup pabrik, kita sudah persiapkan segalanya," ucapnya.
Ketertarikan HT Mobile untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia didasari oleh kebijakan pengetatan impor barang elektronik yang dikeluarkan pemerintah yang berlaku mulai 1 Januari silam. Pada regulasi tersebut, ada lima komoditas diawasi ketat, di antaranya makanan minuman, alas kaki, elektronika, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta mainan anak. Semuanya adalah produk impor barang jadi atau berkode HS. Karena itu, disinyalir importir ilegal akan kesulitan masuk Indonesia.
Di samping itu, pemerintah juga mengiming-imingi penundaan pajak sebesar 30 persen dari total investasi kepada perusahaan yang membangun pabriknya di Indonesia.
Kim Soo Hyun dan Ahn Yu Jin Dapat 'Popularity Award' di Baeksang Arts Award 2024
Salah satu momen paling memukau dari acara ini adalah pemberian Penghargaan Popularitas Prizm kepada dua bintang paling bersinar, yakni Kim Soo Hyun dan Ahn Yu Jin.
