VIVAnews - Produk perbankan berjangka pendek yang berlaku di dunia global menjadi tren saat krisis. Uang tunai maupun aset jangka pendek nyata diperlukan.
Partner and Global Islamic Finance Leader PricewaterhouseCoopers Mohammad Faiz Azmi mengatakan, sistem keuangan mengalami kegagalan akibat produk derivatif yang tidak transparan.
Produk derivatif menciptakan margin besar adalah kegagalan utama perbankan konvensional. "Produk derivatif harus kembali ke dasar," kata Faiz di Jakarta, Selasa 3 Maret 2009.
Lambatnya pembentukan regulasi mengenai perbankan syariah global, dalam penilaian Faiz, disebabkan ada kekhawatiran produk konvensional kehilangan daya saing.
Perbankan syariah di negara-negara perlu menyelaraskan dan mengharmonisasi produk-produk yang bisa diterima semua negara. "Produk perbankan syariah dari Indonesia harus bisa diterima di Dubai," kata dia.
Faiz juga mengatakan, upaya perbaikan kapitalisasi pasar dilakukan dengan menyuntikkan modal kepada perbankan, selain mengendurkan likuiditas.
Ini dilakukan untuk mengkonsolidasikan pasar yang tergantung pada perbankan. Masalah regulasi yang membatasi dan mengawasi pasar, menjadi pertimbangan penting arah perkembangan ekonomi Islam selanjutnya.