Keluarga Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan
VIVAnews - Belasan keluarga Dedy Low, 33 tahun, warga Kota Palopo, yang menjadi korban penyanderaan oleh kelompok perompak di perairan Somalia, mengadu ke Wali Kota Palopo, PA Tenradjeng, Rabu, 4 Maret 2009.
Menurut Marcus Low, kakak kandung korban, mereka diterima Walikota Palopo di rumah jabatan. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintah di Jakarta karena menilai tidak serius menangani kasus penyanderaan itu.
“Hari ini sudah memasuki bulan ketiga. Tapi pemerintah sepertinya tidak peduli kepada mereka. Padahal, mereka juga Warga Negara Indonesia. Jadi harus turun tangan,” kata Marcus, saat dihubungi VIVAnews dari Makassar.
Dengan begitu, keluarga Dedy mendesak Wali Kota Palopo, Tenriadjeng, untuk ikut mendesak Departemen Luar Negeri melobby pemerintah Somalia untuk membebaskan adiknya. Bahkan jika tidak bisa, mereka berharap agar bisa menyampaikan langsung ke Deplu dan perusahaan pemilik kapal.
Wali Kota Palopo yang menerima keluarga korban sekitar 1 jam itu mengatakan, ikut prihatin dengan kondisi korban yang hingga kini nasibnya masih ditangan perompak Somalia. Ia juga berjanji akan memfasilitasi keluarga korban untuk terbang ke Jakarta bertemu dengan pejabat Deplu.
“Mereka akan diberangkatkan minggu depan, dan diantar langsung oleh Kabag Kesra, Sulaeman. Perjalanan Pergi-Pulang akan ditanggung semua oleh Pemkot Palopo, terang juru bicara Humas Pemkot Palopo, Hatidja, Selasa, 3 Maret 2009.
Dari pengakuan keluarga korban, Dedy Low bekerja menjadi awak kapal Masinra 7 sejak lima bulan lalu. Namun nasib sial menimpa Dedy dan puluhan awak kapal lainnya pertengahan Desember lalu. Lantaran kapal take boat milik perusahan di Malaysia itu disandera prompak di perairan Somalia.
Dedy, merupakan satu dari 3 yang diketahui berasal dari warga Sulawesi Selatan yang disandera oleh perompak Somalia. Dua nama lainnya adalah Paulus Lolo dan Edy, warga Kabupaten Toraja.
Laporan: Rahmat Zeena | Makassar
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
