VIVAnews - Kasus penyuapan yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat kembali terulang. Wakil Ketua Bidang Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto, mengingatkan agar dalam pemilu masyarakat tidak memilih calon yang hanya 'berjuang'.
"Jangan pilih yang punya potensi korupsi, jadi jangan asal berjuang alias beras, baju, dan uang," kata Bibit di sela lolakarya 'Peran Komisi Yudisial dan KPK dalam percepatan Reformasi Peradilan' di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis 5 Maret 2009.
Tertangkapnya anggota Komisi Perhubungan, Abdul Hadi Djamal, memperpanjang anggota dewan yang terlibat berbagai kasus korupsi. Sebelum Abdul Hadi, KPK sudah menangkap sejumlah anggota dewan yakni Al Amin Nasution, Hamka Yandhu, Sarjan Taher, Yusuf Erwin Faishal, Bulyan Royan, Anthony Zeidra Abidin, Noor Adnan Razak, dan Saleh Djasit.
Bibit pun mengimbau kepada partai politik juga jangan mencetak anggota dewan atau pejabat yang korup. "Dandani partainya," ujarnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap anggota Komisi Perhubungan Abdul Hadi Djamal pada 2 Maret. Dia ditangkap bersama pegawai Departemen Perhubungan Darmawati Dareho, dan Komisaris PT Kurnia Jawa Wira Bakti, Hontjo Kurniawan. Mereka disangkakan melakukan suap karena di dalam kendaraan mereka ditemukan barang bukti berupa uang Rp 54,5 juta dan US$ 90 ribu.
Ketiganya diduga terlibat dalam aksi suap terkait program lanjutan pembangunan fasilitas bandara dan pelabuhan di kawasan timur Indonesia. Nilai proyek itu mencapai Rp 100 miliar.
Atas tindakannya itu, mereka dikenakan Pasal 5 ayat (2), Pasal 11, dan Pasal 12 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Komisi pun menitipkan Abdul Hadi dan Hontjo di LP Cipinang, serta Darmawati di Rutan Pondok Bambu.
Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?
Penangkapan Chandrika Chika seolah-olah merupakan kutukan podcast selebritas Deddy Corbuzier yang membuatnya menjadi peristiwa yang mengejutkan.
