Logo BBC

Ribuan Data Pelanggan Spotify Dicuri

VIVAnews -- Penyedia layanan streaming musik Spotify, meminta maaf secara terbuka atas hilangnya beberapa data penting dari pelanggannya.

Baru-baru ini, hacker memang sengaja mengincar identitas para pelanggan Spotify. Oleh karenanya perusahaan asal Swedia itu menghimbau kepada para pelanggan yang mendaftarkan diri sebelum 19 Desember 2008, untuk segera mengganti password mereka.

"Ini bukan pekerjaan anak kemarin sore yang sedang iseng. Seseorang telah menghabiskan banya waktu, hingga ratusan jam untuk menjebol sistem kami," ujar Manajer Humas Spotify Jim Butcher, seperti dikutip dari situs BBC.

Spotify memperkirakan hacker berhasil mengakses data-data pelanggan pada akhir tahun lalu, dan baru diketahui akhir pekan lalu, setelah menerima pemberitahuan dari hacker.  

Situs Spotify sendiri, kata Butcher, tak pernah menyimpan password para pelanggannya, dan tak pernah membiarkan password pelanggan untuk dikirimkan melalui internet tanpa terenkripsi (dikodekan) terlebih dahulu.

Namun, entah bagaimana, hacker mampu melihat celah dalam situs dan mengakses kode-kode dari password pelanggan. Diperkirakan ada sekitar 10 ribu pelanggan Spotify telah tercuri datanya. 

Hingga kini belum diketahui motif dibalik upaya pencurian data itu. Layanan streaming musik Spotify hingga kini memiliki lebih dari satu juta pelanggan. 

Pengguna bisa mengakses musik secara gratis, dengan beberapa interupsi iklan, atau mereka bisa berlangganan musik tanpa iklan dengan membayar sekitar 10 pound sterling atau sekitar Rp 170 ribu.