Bijak Konsumsi Obat Pereda Sakit

VIVAnews - Bila Anda memiliki kebiasaan mengonsumsi obat pereda sakit, setiap kali mengalami nyeri di tubuh, sebaiknya hati-hati. Riset terbaru yang dirilis Archives of Internal Medicine, yang dilansir situs Health-day, menunjukkan pemakaian obat-obatan ini secara rutin – lebih dari 15 pil per minggu – bisa meningkatkan tekanan darah tinggi. Kalau ini terus dibiarkan, penyakit jantung pun bakal segera mampir.

Menurut dr. Gary Curhan, ketua tim peneliti dari Brigham & Women’s Hospital, Boston, AS, sebelumnya risiko penggunaan berlebihan obat-obatan ini sebatas pendarahan di lambung, namun sudah terbukti ada risiko lainnya.

Sayangnya, karena tanpa pengawasan dokter, tak jarang ada orang yang bermain ‘dokter-dokteran’ sendiri. Seperti misalnya, menambah dosis obat, agar penyakit bisa lebih cepat sembuh. dr. Gary Curhan memaparkan, kebiasaan seperti itulah yang salah kaprah. Anda tidak bisa seenaknya memiliki presepsi sendiri saat mengonsumsi obat pereda sakit. Salah-salah, Anda juga malah bisa mengalami keracunan obat.

Tanda-tanda keracunan obat  bisa berupa jantung berdebar-debar, keringat dingin, atau mual. Munculnya gejala ini tergantung pada kondisi tubuh, dan obat apa yang dikonsumsi. Bila ini terjadi, sebaiknya pemakaian obat pereda sakit dihentikan. 

Pemakaian obat pereda sakit yang bebas dipasarkan, dianjurkan maksimal 3-5 hari. Jika kondisi tubuh tidak membaik, dan justru makin parah, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

Museum MACAN Open House sampai 21 April, Bisa Jadi Ide Hangout!

”Dianjurkan agar membatasi konsumsi obat-obatan antinyeri tanpa indikasi medis yang jelas. Bila Anda memang memiliki gejala kronis yang memerlukan obat-obatan ini, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter,” papar Curhan.

Komposisi obat pereda sakit, antara lain:
Asetosal/Asam Asetilsalisilat
Menghilangkan nyeri (analgesik) dan penurun demam (antipiretik). Biasanya untuk sakit kepala, sakit gigi, pusing, nyeri otot, demam

Acetaminophen/Paracetamol 
Analgesik dan antipiretik untuk sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, menurunkan demam, dan influenza. 

Ibuprofen
Analgesik dan antipirektik, untuk sakit kepala, migrain, nyeri otot dan persendian, dan sakit gigi 

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira

Alasan Pengemudi Fortuner Arogan Palsukan Pelat TNI Jalani Pemeriksaan Psikologi

Polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap psikologi PWGA, pengemudi mobil Toyota Fortuner yang pakai pelat dinas TNI palsu. Pemeriksaan tersebut dilakukan guna mendalami

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024