Harga Anjlok, Petani Kopi Tahan Ekspor

VIVAnews - Anjloknya harga kopi di pasar internasional membuat Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEIKI) meminta petani menahan hasil panennya untuk diekspor supaya mereka tidak mengalami kerugian.

Kopi jenis arabica saat ini harganya turun menjadi US$ 1.500 per ton atau US$ 1,5 per kilogram. Padahal petani baru bisa mendapatkan untung jika harga kopi di atas US$ 2 per kilogram

"Tahun depan kerugian akan semakin besar, jika pemerintah tidak segera memberikan pinjaman," kata Ketua Umum AEIKI Hassan Wijaya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu 21 Oktober 2008.

Hassan mengaku sudah menyampaikan masalah ini kepada Menteri Perdagangan Mari Pangestu, namun belum ada tindakan konkrit dari Departemen Perdagangan. "Jangan heran kalau dalam dua-tiga bulan lagi banyak petani yang ribut," kata dia.

General Manajer Excelso Pranoto Soenarto membenarkan AEIKI meminta petani menahan kopinya 2-3 minggu sampai harga kopi di pasar internasional stabil. "Kita minta pemerintah menyampaikan kepada perbankan untuk memberikan pinjaman kepada petani agar mereka tidak menahan kopi terlalu lama, karena prodisen kopi olahan juga ikut berpengaruh dalam kondisi seperti ini," ujarnya.

Soal permasalahan di industri kopi, Menteri Perindustrian Fahmi Idris di tempat yang sama meminta petani berkonsentrasi di pasar dalam negeri terlebih dahulu. Potensi konsumsi di dalam negeri menurutnya masih sangat besar. Saat ini konsumsi kopi di Indonesia baru 0,6 kilogram per kapita per tahun. Di negara lain seperti Belgia, setiap penduduknya mengonsumsi 8 kilogram per tahun, Australia sebanyak 7,6 kilogram per kapita per tahun, Amerika Serikat sebanyak 4,3 kilogram per kapita per tahun, dan Jepang 3,4 kilogram per kapita per tahun.

Fahmi membenarkan beberapa produsen kopi di Sumatera Utara telah mengurangi produksinya karena mereka selama ini banyak berkonsentrasi untuk pasar ekspor. Sementara permintaan dari Amerika dan Eropa turun, karena di negara-negara itu kopi kini termasuk barang mewah.

Indonesia saat ini merupakan penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia, atau 7,5 persen dari produksi kopi dunia. Amerika, Eropa dan Jepang merupakan pasar ekspor utama yang mencapai 60-70 persen dari total ekspor kopi. Produksi dalam negeri 450-500 ribu ton per tahun. Sementara konsumsi dalam negeri hanya 120 ribu ton per tahun.

Motor Baru Jangan Sampai Kehabisan Bensin, Risikonya Besar
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar Usai Pemilu 2024

Sinyal PKB Merapat ke Prabowo, Presiden PKS: Kita Hormati Keputusan Pak Muhaimin

Muhaimin Merapat ke Prabowo, Presiden PKS: Kita Hormati Keputusan Pak Muhaimin

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024