Imbas Krisis Finansial

BPS: Ekspor Tekstil ke AS Mulai Tersendat

VIVAnews - Badan Pusat Statistik mengakui gejala penurunan ekspor ke Amerika Serikat mulai terlihat.

"Sudah ada gejala bahwa pengiriman barang ke Amerika ditunda hingga tiga bulan ke depan," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan kepada VIVAnews.com di Jakarta, Senin, 27 Oktober 2008.

Gejala-gejala itu terlihat khususnya pada ekspor produk tekstil. Dari sejumlah laporan sudah terekam bahwa ekspor tekstil Indonesia ke Amerika kemungkinan bakal tersendat. Sebab, pasar Amerika memang menjadi salah satu pasar terbesar bagi ekspor tekstil dan produk tekstil asal Indonesia.

Menurut dia, jika melihat data ekspor Juli - Agustus memang gejala penurunan ekspor belum terlihat. Namun, data ekspor September dan Oktober kemungkinan akan terasa dalam beberapa bulan mendatang.

Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi

"Namun, itu gejala kasus per kasus," ujarnya. Jika ini berlanjut, bisa terjadi potensi pemutusan hubungan kerja terhadap para karyawan di industri tekstil.

Karena itu, dia mendesak agar pemerintah segera bertindak guna mengantisipasi gejala PHK besar-besaran di industri tekstil. Itu bisa dilakukan dengan membuat kebijakan soal upah yang fleksibel dan mencegah penyelundupan barang Cina. "Jangan lupa di Amerika sudah terjadi PHK terhadap 450 ribu orang."

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofyan Wanandi juga mengakui order atas produk Indonesia mulai menurun. Itu baru benar-benar terasa pada akhir tahun," ujar Sofyan. Karena itu, dia menyarankan pemerintah segera mengantisipasi. Misalnya, pemerintah harus segera mencegah terjadinya penyelundupan.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia divisi Jawa Barat sebelumnya melansir bahwa sekitar 10 persen atau 70 ribu dari total 700 ribu pekerja tekstil, khususnya di Bandung, diperkirakan akan dirumahkan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra memastikan langsung ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Tap (PLTU) Suralaya yang menjadi backbone kelistrikan Jawa Bali.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Sepanjang 2023 carbon trading PLN IP telah mencapai 2.428.203 ton CO2, dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024