Polling Presiden 2009

Dari Golkar Sultan Paling Kuat

VIVAnews - Sri Sultan Hamengku Buwono X muncul ke panggung nasional ketika reformasi 1998 tengah bergelora. Sultan bersama Amien Rais, Akbar Tandjung, dan Megawati Soekarnoputri bersekutu di Ciganjur membahas nasib Indonesia yang saat itu sedang bergolak. Soeharto tumbang, juga B.J Habibie. Amien Rais dan Akbar Tandjung melaju ke Senayan, sementara Megawati ke Istana. Sedang sultan balik kandang, pulang ke Kratonnya di Yogyakarta.

Namun Sultan telah kadung menjadi tokoh nasional. Meski jika disandingkan dengan nama Megawati atau Wiranto, popularitasnya masih di bawah. Dalam jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) pada Mei 2008, Sultan hanya menempati posisi ke-9 sebagai tokoh nasional yang dikenal masyarakat atau hanya dikenal 51,1 persen responden. Di atas Sultan berjejer Megawati pada posisi pertama, kemudian menyusul Susilo Bambang Yudhoyono, Abdurrahman Wahid, Jusuf Kalla, Amien Rais, Wiranto, Akbar Tandjung, Sutiyoso, dan barulah, Sultan. Di bawah Sultan hanyalah Prabowo Subianto dan Hidayat Nur Wahid. Posisi Sultan pada nomor 9 itu tak berubah bahkan ketika responden diperlihatkan gambar diri penguasa Yogyakarta itu.

Namun, ketika pertanyaan diubah LSN menjadi siapa di antara 11 tokoh itu yang paling pantas menjadi presiden, posisi Sultan naik ke nomor 4. Posisi nomor 1 ditempati Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap 61,6 persen pantas terpilih kembali, lalu menyusul Megawati Soekarnoputri dan Wiranto. Sultan dianggap 46,2 persen responden pantas menjadi presiden untuk periode 2009-2014, dan yang menyatakan kurang pantas hanya 25,4 persen. Anggapan kurang pantas ini mengalahkan Megawati dan Wiranto. Megawati dianggap 30,7 persen responden tak pantas jadi presiden, sedangkan Wiranto oleh 26,1 persen.

Untuk tingkat keterpilihan, Sultan menempati posisi ketiga setelah Megawati dan Yudhoyono dalam survei LSN. Megawati disokong 16,7 persen responden, Yudhoyono oleh 16,4 persen, sementara Sultan oleh 6,9 persen. Sultan mengalahkan nama-nama besar seperti Hidayat Nur Wahid, Wiranto, Jusuf Kalla, Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Prabowo, Sutiyoso, Akbar Tandjung dan lain-lain. Namun survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada September 2008 membuktikan, ketika Sultan diadu dengan 27 tokoh, hanya mendapatkan 6 persen dukungan untuk menjadi presiden. Sultan dikalahkan Yudhoyono, Megawati, Wiranto dan Prabowo ketika respoden ditanya 'Jika pemilihan presiden diadakan hari ini, siapa yang akan dipilih dari nama-nama berikut?' Yudhoyono dipilih 32 persen, Megawati 24 persen, Wiranto 6 persen dan Prabowo 5 persen. Namun Sultan tetap mengalahkan Amien Rais, Hidayat Nur Wahid, Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung.

Survei Indonesian Research and Development Institute (IRDI) pada Juli 2008 juga menemukan Sultan merupakan satu dari enam tokoh yang berpotensi menjadi presiden. Kelima tokoh lain itu adalah Yudhoyono, Megawati, Kalla, Wiranto dan Hidayat Nur Wahid. Di Jawa-Bali, Sultan didukung 7,17 persen responden (posisi 5), di Sumatera 5,52 persen (posisi 5) dan daerah lain-lain 1,91 persen (posisi 6). Yudhoyono merupakan calon terkuat di Sumatera karena didukung 48,5 persen, sementara Megawati hanya 23,5 persen. Megawati justru kuat di Jawa dengan dukungan 50 persen, mengalahkan Yudhoyono yang hanya 23,82 persen. Namun survei IRDI ini menegaskan, Sultan merupakan figur terkuat dari Golkar karena mengalahkan Kalla di Sumatera dan Jawa-Bali. Kalla kuat di luar ketiga daerah itu, namun tak cukup kuat mengalahkan Megawati dan Yudhoyono.

Sehingga, ketika nama-nama tokoh yang sudah pernah mencalonkan diri jadi presiden pada 2004 dicoret, maka Sultan menempati posisi teratas sebagai tokoh yang tingkat elektabilitasnya paling tinggi berdasarkan survei LSN. Tanpa Megawati, Yudhoyono, Abdurrahman Wahid, Amien Rais, dan Wiranto, Sultan dipilih 14,8 persen responden, jauh mengalahkan Hidayat Nur Wahid, Prabowo Subianto, Akbar Tandjung, Yusril Ihza Mahendra dan lain-lain. Pesaing terdekat Sultan, Hidayat Nur Wahid, hanya memperoleh 8,8 persen.

Ketika nama-nama pesaing Sultan dikerucutkan pada Wiranto, Prabowo dan Kalla, muncul persaingan ketat. Lembaga Survei Indonesia dalam survei yang dilakukan periodik, menemukan pada April 2008, Sultan pernah menempati posisi teratas dukungan. Sultan didukung 7 persen, Wiranto 6 persen, Jusuf Kalla dan Prabowo hanya 2 persen. Pada Juni 2008, petanya berubah, Wiranto membumbung ke puncak dengan 9 persen dukungan, Sultan ke posisi dua dengan 5 persen, lalu Prabowo menyalip Kalla dengan 3 persen dukungan. September 2008, Sultan melorot lagi ke posisi nomor 3 dengan dukungan hanya 3 persen. Wiranto di posisi pertama dengan 6 persen, lalu Prabowo di posisi dua dengan 5 persen dukungan dan di bawah Sultan masih saja Kalla. Namun dalam kesimpulan LSI, ketika Yudhoyono dan Megawati masih mencalonkan diri dalam Pemilu 2009, maka perbedaan pilihan pada Sultan, Wiranto dan Prabowo tidak signifikan.

Masuk ke Partai Golkar, karena survei LSN berlangsung Mei 2008, maka Sultan pun masih diadu dengan Prabowo Subianto yang sekarang menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Di internal partai Golkar, Sultan menempati posisi teratas sebagai tokoh paling pantas menjadi presiden dengan dukungan 41,8 persen. Prabowo menempati posisi kedua dengan dukungan 35,1 persen. Lalu menyusul Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Muladi, Fadel Muhammad, dan Fahmi Idris.

Sultan juga diyakini 21,9 persen responden akan membuat keadaan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Sultan berada di posisi dua setelah Megawati yang diyakini 26,5 persen responden akan membuat ekonomi lebih baik. Namun, penting untuk dicatat, hanya 3,5 persen responden menyatakan Sultan akan membuat perekonomian jadi lebih buruk dan hanya 28,1 persen menyatakan keadaan ekonomi akan sama saja. Bandingkan dengan Megawati yang dianggap 8,4 persen responden akan membuat perekonomian menjadi lebih buruk dan 36,3 persen menyatakan sama saja.

Bukan hanya populer sebagai calon presiden, Sultan juga dapat diandalkan untuk meraih suara ketika dipasangkan sebagai calon wakil presiden. Ketika responden disodorkan pasangan Yudhoyono-Sultan, 50 persen menyatakan akan memilihnya sebagai presiden dan wakil presiden. Pesaing terdekat pasangan imajiner ini adalah Megawati-Wiranto yang didukung 46,3 persen, Yudhoyono-Wiranto 45,7 persen, dan Megawati-Sultan 45,6 persen. Bahkan pasangan Yudhoyono-Kalla yang saat ini berkuasa juga dikalahkan Yudhoyono-Sultan.

Pria Ini Belajar Mengemudi Bermodal Lihat Youtube, Hasilnya Mobil Hancur Tabrak Tembok
Siskaeee.

Masa Penahanan Siskaeee Diperpanjang Polisi

Kepolisian telah melimpahkan berkas kasus Siskaeee bersama 10 pemeran film porno lokal lain ke kejaksaan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024