Krisis Ekonomi Global

AS Siap Kucurkan Dana Talangan

VIVAnews- Pemerintah Amerika Serikat (AS), Senin, 27 Oktober 2008, bersiap mengeluarkan dana talangan awal kepada sembilan bank utama di AS setelah kondisi pasar saham mulai kacau lagi. Bursa saham Wall Street kemarin ditutup dengan penurunan tajam, mengantar Dow Jones ke penutupan terendah sejak krisis finansial dimulai.

Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mulai menggerakkan dana sebesar US$ 125 miliar- transfer terbesar sejak dana talangan US$ 700 miliar dikucurkan awal bulan ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli saham di sembilan bank utama di AS. Pejabat berwenang di Departemen Keuangan, David Nason, mengatakan bahwa suntikan dana tersebut akan diberikan kepada bank-bank besar di AS, termasuk Bank of America, Citigroup, JP Morgan Chase, dan Wells Fargo.

Sementara kelompok bank regional tetapi cukup signifikan, antara lain Capital One Financial dan SunTrust Banks, mulai mengumumkan kesepakatan awal dengan Departemen Keuangan mengenai dana talangan yang termasuk sebesar US$ 125 miliar. Dana tersebut diharapkan dapat keluar segera setelah dokumen kesepakatan resmi selesai.

Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), juga mulai melaksanakan program untuk membeli kertas berharga yang sering digunakan kalangan bisnis untuk membayar gaji dan biaya kebutuhan harian. Pinjaman- yang menjadi sumber hidup perekonomian, membeku setelah runtuhnya Lehman Brothers pertengahan September lalu. Aliran kredit menjadi macet semenjak saat itu.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah uang miliaran dolar yang dipinjamkan oleh Fed dan bank-bank sentral di seluruh dunia akan cukup efektif untuk mengalirkan kembali kredit macet? Sejauh ini usaha tersebut ternyata belum membuahkan hasil banyak. “Semua upaya ini telah berjalan cukup baik, tetapi pertanyaannya adalah apakah itu akan cukup?” kata David Wyss, ekonom untuk indeks Standard&Poor. “Pasar kredit masih terkunci amat kuat,” tambah Wyss.

Dalam perdagangan saham Senin, 27 Oktober 2008, indeks Dow jatuh sebanyak 203,18 poin (2,42 persen) ke level 8.175,77 setelah awalnya sempat naik sekitar 220 poin. Bahkan sebelum terjadi penjualan saham besar-besaran di akhir perdagangan, indeks Dow sempat naik-turun sebanyak 60 kali sepanjang sesi.

Indikator saham-saham utama kemarin menunjukkan kerugian lebih besar. Indeks Standard&Poor 500 jatuh 27,85 (3,18 persen) ke level 848,92. Sementara indeks gabungan Nasdaq merosot 46,13 poin (2,97 persen) ke level 1.505,90. Indeks perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, Russel 2000, jatuh 22,72 (4,82 persen) ke level 448,40.

Bursa Asia juga mengalami penurunan dalam awal perdagangan Selasa, 28 Oktober 2008. Indeks Nikkei Jepang turun di bawah level 7.000- level terendah pertama kali dalam 26 tahun terakhir. Perdagangan di bursa saham di beberapa negara lain di Asia juga dibuka turun pagi tadi. Bursa saham Taiwan dibuka turun 4,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen, Shanghai 1,9 persen, Singapura 6,7 persen.
Sementara bursa saham Hang Seng, Hong Kong, dibuka naik 3,5 persen. Namun menurut para pialang saham, kenaikan tersebut tidak mengejutkan setelah indeks Hang Seng mengalami kemerosotan 12,7 persen dalam perdagangan Senin kemarin. (AP)
















Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan
Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024