MER-C: Tim Dokter Polisi Mengecewakan
VIVAnews – Pendiri dan aktivis MER-C Joserizal Jurnalis, Rabu 29 Oktober 2008, menyesalkan penanganan tim dokter Rumah Sakit Kepolisian Republik Indonesia Kramat Jati terhadap Budiman, orang yang baru bebas dari sangkaan teroris yang mengancam meledakkan Depo Pertamina Plumpang. Budiman meninggal di rumah sakit itu setelah menderita sejumlah penyakit.
Kepada VIVAnews, Joserizal mengatakan, tim dokter yang mengurusiBudiman tidak maksimal memperhatikan perkembangan kondisi kesehatannya. “Tim dokter betul-betul tidak care terhadap pasien,” katanya.
Joserizal mengatakan, polisi menangkap Budiman saat sedang sakit dan dirawat di rumah sakit daerah Rawalumbu, Kota Bekasi. Setelah ditangkap, perawatan Budiman dipindah ke Rumah Sakit Polri. Selama ditangani tim dokter rumah sakit itu, katanya, kondisi kesehatan Budiman tak kunjung membaik.
Selasa 28 Oktober 2008, kata Joserizal, kondisi kesehatan Budiman memburuk. Budiman menderita sesak nafas, kurang darah dan kemungkinan terkena batu ginjal.
Siang ini, pukul 12.00 WIB, MER-C akan menggelar konferensi pers di Markas Besar MER-C Jalan Kramat Lontar nomor J-157 Jakarta Pusat. “Intinya kenapa mati orang itu. Memang ini takdir. Tapi, kan, kenapa begitu penanganannya,” katanya.
Tim Pengacara Muslim juga akan memberikan pernyataan secara khusus dalam acara itu.
Markas Besar Polisi Republik Indonesia menetapkan Budiman sebagai tersangka teroris. Ia ditangkap bersama empat tersangka lain, Rusli Mardani alias Wahyu Ramadhan alias Uci alias Farid alias Zulfikar, Nurhasani alias Hasan, Iman Basori alias Basar, Muntasir. Karena tidak terbukti, polisi membebaskan Budiman dan Muntasir. Kelompok ini ditangkap menyusul penemuan bahan peledak di Kelapa Gading Jakarta Utara.