Teka-teki Eksekusi Mati

VIVAnews -- Malam ini, sejak pukul 19.00 WIB, Sabtu 8 Oktober 2008, kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, sudah penuh dengan wartawan. Aparat kepolisian bersiaga di setiap sudut.

Wartawan datang berbekal informasi ada kabar penting yang akan datang dari kejaksaan. Kontan saja, itu dihubungkan dengan eksekusi Trio Bomber --Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudra. Kabar eksekusi sudah bertiup sejak September lalu.

Berbagai penjuru dunia menajamkan telinganya ke Indonesia, terutama Amerika dan Australia. Maklum korban paling banyak akibat Bom Bali I Oktober 2002, memang dari dua negara itu. Total korban bom 202 orang, ratusan orang cedera. Lebih separohnya adalah warga Australia dan Amerika.

Karena peristiwa inilah, pengadilan memvonis hukuman mati untuk trio bomber itu. Hingga kemudian datang pengumuman dari Jaksa Agung Hendarman Supandji yang menyebutkan eksekusi mati dilakukan setelah Idul Fitri tahun ini.

Artinya, tembak mati tak akan dilakukan sebelum bulan Oktober 2008. Kapan persisnya, sungguh tak jelas. Akibatnya eksekusi ini menjadi semacam teka-teki. Ada yang menebak setelah Lebaran.

Belakangan Jaksa Agung Hendarman Supandji memastikan eksekusi berlangsung pada awal November 2008. Sepekan berlalu, kabar yang dinantikan berbagai kalangan itu tak kunjung datang.

Kejaksaan Agung juga memastikan eksekusi akan diumumkan ke publik. Keterangan Hendarman ini justru berputar menjadi sebuah area baru tebak menebak eksekusi.

Selanjutnya, datang penjelasan soal eksekusi ini hanya akan diumumkan melalui satu pintu, yaitu Kejaksaan Agung. Tapi kapan eksekusi akan digelar? Kepastian belum kunjung muncul. Maka itu, pusaran informasi eksekusi --kadang menyesatkan-- semakin tajam saja.

Mula-mula kabar angin menyebutkan pada 1 November 2008. Namun, tak ada pembenaran dari kejaksaan. Lalu ada yang bilang eksekusi berlangsung 5 November 2008. Masih juga meleset. Kejaksaan belum juga mengumumkannya.

Karena bertepatan dengan kedatangan Pangeran Charles dari London, Inggris, ke Jakarta, maka ramailah bisisk-bisik yang menyebutkan, eksekusi ditunda sampai pulangnya sang pangeran. Informasi ini tak jelas datang dari mana.

Karena satu-satunya pintu informasi tak kunjung terbuka, wartawan mulai mengais berita dari fakta yang berhubungan dengan kematian. Misalnya soal keranda yang mulai masuk ke Nusakambangan. Juga kain kafan.

Langkah lain adalah menelepon rohaniawan yang diperkirakan akan mendampingi terpidana ketika dieksekusi. Begitu juga dokter. Keluarga terpidana dan kuasa hukum terpidana sudah pasti tiap hari ditelepon. Pertanyaannya: apakah mereka sudah diminta mendampingi terpidana untuk terakhir kalinya. Lagi-lagi tak ada jawaban.

Terakhir beredar pesan pendek Trio Bomber sudah dieksekusi dini hari tadi, 8 November 2008. Tak jelas apakah berita ini benar atau malah menyesatkan. Mencari tahu ke Nusakambangan, akses tertutup. Dari kejaksaan juga begitu.

Dari Bali, satu persatu korban mulai kelelahan dengan informasi yang simpang siur. Malah salah seorang di antaranya sampai luntur kepercayaannya pada pemerintah menyangkut masalah ini. Dia mengatakan baru percaya informasi itu jika wajah Trio Bomber muncul di televisi setelah dieksekusi.

Tadi pukul 19.00 WIB, datang lagi informasi dari Kejaksaan Agung, kabar penting itu segera diumumkan.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
Aksi panggung Reza Artamevia dalam Soul Intimate Concert 2.0

Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0

Dewa 19, Reza Artamevia dan Maliq & D'Essentials hibur penonton dengan deretan hits ngetop di panggung Soul Intimate Concert 2.0.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024