Pancoran Riverside Gandeng Bakrie Telecom

VIVAnews - Pengembang Pancoran Riverside, PT Graha Rayhan Tri Putra menggandeng PT Bakrie Telecom Tbk untuk pengadaan sarana telekomunikasi unit apartemennya.

Kerja sama tersebut resmi ditandatangani hari ini, 20 November 2008 di areal Pancoran Riverside, Pengadegan, Jakarta.

Bakrie Telecom bakal menyediakan 5.000 unit satuan sambungan telepon (SST) untuk tujuh menara (tower) apartemen Pancoran Riverside.

"Kerja sama ini berdasarkan visi yang sama dalam penyediaan layanan berbiaya rendah (low cost)," kata Presiden Direktur Graha Rayhan Bally Saputra.

Pancoran Riverside dipatok harga mulai dari Rp 88 juta hingga Rp 144 juta per unit. Selain dengan Bakrie Telecom, Graha Rayhan juga menggandeng PT Wika Realty sebagai kontraktor dan konsultan manajemen konstruksi untuk membangun apartemen di atas areal seluas 210 ribu meter persegi.

Bagi Bakrie Telecom, kerja sama ini merupakan yang pertama kali dalam penyediaan sarana telekomunikasi di perumahan rakyat. "Selain itu, akan dibangun telepon umum di sekitar areal apartemen untuk menjaga interaksi dengan masyarakat sekeliling," kata Director of Corporate Service Bakrie Telecom Tbk Rakhmat Junaidi di kesempatan sama.

Bagi pengembang yang bercita-cita dua atau tiga tahun lagi akan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) tersebut, pembangunan perumahan rakyat ini juga merupakan proyek perdana di Jakarta. "Sebelumnya, kami sudah membangun proyek serupa di Sumatra Barat dalam kerangka pelaksanaan Keppres no.22 tahun 2006," kata Bally.

Dalam keppres tersebut disebutkan pemerintah akan menyediakan 1.000 tower rumah susun sederhana (rusuna) dan rumah sederhana sehat (RSH) hingga 2011.

Pancoran Riverside tahap pertama dimulai pada Januari 2009 dan diperkirakan rampung akhir tahun. "Tahap pertama kami bangun tiga menara dulu," kata Bally.

Sesuai aturan kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP), tower akan dibangun setinggi 19 lantai, mengingat lokasi yang dekat dengan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma.

Pada kesempatan itu, Bally mengakui, pengetatan likuiditas perbankan belum dirasakan perusahaan. Kebutuhan dana untuk membangun menara itu sebesar Rp 700 miliar didapatkan dari 30 persen bank BTN, 30 persen modal sendiri, dan sisanya lembaga non bank. "Masih aman karena pencairan di bank baru dilakukan Januari atau Februari tahun depan," kata Bally.

Selain itu, masih tersedianya jaminan kredit pemilikan rumah (KPR) dan mitra Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai kontraktor, membuat Pancoran Riverside optimis akan berjalan sesuai rencana.

Antisipasi lain yang dilakukan Graha Rayhan yaitu menekan biaya konstruksi hasil kajian peneliti Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Negara Perumahan Rakyat. "Dari biaya semula sebesar Rp 2,6 juta per meter menjadi Rp 2,3 - 2,4 juta per meter," jelas Bally.

Menteri Negara Perumahan Rakyat M Yusuf Asy'ari yang menyaksikan penandatangan kerja sama menilai positif pembangunan apartemen Pancoran Riverside. "Industri properti bisa mendorong pertumbuhan industri lain, baik itu industri bahan material maupun sektor jasa," kata dia.

Selain itu, kata Yusuf, proyek perumahan rakyat juga bisa mendorong daya saing produk dalam negeri karena 100 persen material menggunakan produk domestik. "Tidak ada impor sama sekali," ujar menteri.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres
dana asing

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024