VIVAnews- Pada Rabu selepas tengah malam (Kamis pagi, 27 November 2008), terjadi peristiwa penembakan di hotel dan restoran mewah, serta stasiun kereta di Mumbai, India. Target serangan adalah warga Inggris danĀ Amerika Serikat (AS).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan ada warga Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas. Demikian kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah kepada VIVAnews, Kamis
pagi, 27 November 2008.
"Saya sudah menghubungi perwakilan kita di Mumbai. Mereka mengatakan bahwa tidak ada warga Indonesia yang ikut menjadi korban dalam peristiwa tersebut," kata Faizasyah.
Dalam peristiwa tersebut, pelaku serangan juga menyandera sejumlah warga asing di dua hotel, yaitu Hotel Taj Mahal dan Oberoi. Mengenai apakah ada warga Indonesia yang disandera, saat ini Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Mumbai sedang berupaya memastikan. "Mudah-mudahan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban," harap Faizasyah.
Menurut informasi yang diperoleh Faizasyah dari KJRI di Mumbai, jumlah warga Indonesia yang saat ini berada di Mumbai ada sekitar 140 orang. Mereka tidak tinggal di sekitar lokasi kejadian.
"Mereka tinggal di pinggiran Mumbai, jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat kota," kata Faizasyah. KJRI sendiri, kata Faizasyah, berjarak cukup jauh, sekitar 10 kilometer, dari hotel tempat peristiwa terjadi.
Peristiwa penembakan di beberapa lokasi di kota Mumbai tersebut
menewaskan 80 orang dan melukai 200 orang. Motif serangan gencar
tersebut belum dapat dipastikan.
Namun Mumbai adalah kota yang sering menjadi target serangan teroris. Kelompok Islam ekstrim kerap dituduh bertanggung jawab atas peristiwa terorisme, termasuk ketika rangkaian pengeboman terjadi pada Juli 2007. Sebanyak 187 orang menjadi korban dalam peristiwa itu.