Menganalisis Produk Reksa Dana

VIVAnews - Industri finansial global kini tengah bergejolak. Tapi tidak ada salahnya kita tetap merencanakan investasi di masa depan. Bagi yang belum mengenal reksa dana ada baiknya memahami instrumen investasi yang satu ini.

Tidak seperti saham, pada reksa dana, investor cenderung tidak bisa membedakan mana reksa dana yang bagus dan tidak. Berikut tips sederhana memilih reksa dana?

Umumnya, investor tidak dapat menganalisis bagaimana pertumbuhan perusahaan, pendapatan per saham, hingga neraca laba-rugi perusahaan. Nilai aktiva bersih (NAB) hanya memberikan gambaran dari nilai total portofolio dikurangi kewajiban.

Sementara itu, iklan, ranking, dan rating yang dikeluarkan perusahaan sekuritas hanya menjelaskan kinerja masa lalu.

Tentunya Anda sering melihat, kalimat "kinerja masa lalu tidak mengindikasikan kinerja di masa depan". Jadi, bijaksanalah untuk tidak selalu berinvestasi pada instrumen investasi hanya karena kinerja masa lalunya bagus. Pemenang di masa lalu mungkin menjadi pecundang hari ini.

Pengamat reksa dana Hans Christopher G dalam situs wealthIndonesia.com mengatakan, ada beberapa tips untuk menganalisis reksa dana.

Pertama, jangan hanya memilih reksa dana berdasarkan rating, ranking, dan performance (return) yang paling besar pada tahun sebelumnya. Di saat kondisi ekonomi bagus, adalah hal yang biasa jika memperoleh return. Persoalan besar kecilnya return hanya terletak pada seberapa berani manajer investasi mengambil risiko saat itu.

Yang penting adalah bagaimana produk itu bisa memberikan keuntungan atau setidaknya bertahan (tidak rugi) saat terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

Kedua, pilih manajer investasi yang kredibel dan bonafid. Lihat bagaimana cara kerjanya, seberapa besar dana yang dikelola, bagaimana komposisi portofolio, dan sesuaikan dengan profil investasi Anda.

Ketiga, perhatikan bagaimana kinerjanya selama beberapa tahun terakhir, dan bukan hanya setahun. Walaupun demikian, kinerja tidak bisa dijadikan jaminan, tetapi dapat menjadi acuan.

Keempat, periksa kembali bagaimana layanan yang Anda dapatkan dan berapa biaya yang akan dibebankan. Tanyakan langsung kepada penjualnya, rincian biaya yang harus dikeluarkan secara detail.

Jika tidak transparan, lupakan saja, masih banyak perusahaan sekuritas yang membutuhkan investor seperti Anda. Jika perlu, tanyakan juga berapa besar pajak yang harus dibayar. Banyak orang beranggapan, reksa dana tidak dikenai pajak. Sebenarnya, biaya itu sudah termasuk dalam satu paket investasi dan dipublikasikan tidak kena pajak.

Kelima, jangan terkecoh oleh prospektus-prospektus menyesatkan. Ada istilah reksa dana fixed income. Pengertiannya, tidak berarti Anda akan mendapatkan fixed income dan tidak akan bisa rugi. Istilah ini sering menyesatkan orang awam.

Keenam, selalu minta konfirmasi ke manajer investasi apabila terjadi perubahan komposisi portofolio agar Anda bisa menyesuaikan kembali tujuan investasi semula.

Ketujuh, minta pendapat dari kerabat, teman, dan saudara yang sudah berpengalaman dalam bidang ini.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah
Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) oleh petugas saat sedang menjaring sampah di kali.

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus).

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024