Intel akan hadirkan prosesor berbasis mikroarsitektur Core untuk low cost ultra thin notebook akhir tahun ini. Rencana itu diungkapkan salah seorang juru bicara Intel di ajang Consumer Electronics Show Las Vegas lalu.
Menurut informasi yang dilansir Cnet, 11 Januari 2009, prosesor tersebut akan diposisikan untuk produk bersegmen harga di bawah notebook ultra portabel yang saat ini umumnya beredar dengan harga 1500 sampai 3000 dolar. Prosesor itu juga tidak akan bersaing dengan prosesor Atom yang memperkuat netbook yang umumnya ada di kisaran harga 500 dolar AS.
Dengan kata lain, prosesor Intel yang akan datang itu akan bersaing dengan prosesor yang sudah diumumkan AMD lebih dahulu yakni Athlon Neo. Prosesor AMD itu juga membidik pasar komputer jinjing ultra tipis di kisaran harga antara 700 sampai 900 dolar AS.
Prosesor itu akan memungkinkan notebook diproduksi dengan ketebalan kurang dari satu inci atau sekitar 25 milimeter. Juru bicara Intel juga menyatakan bahwa prosesor tersebut akan memanfaatkan arsitektur prosesor Ultra Low Voltage milik Intel yang saat ini sudah ada.
Core 2 Duo mobile ULV yang beredar saat ini seperti seri SU9300 dan SU9400 memiliki Thermal Design Power atau dalam kasus Intel adalah penggunaan daya rata-rata 10 watt. Jauh lebih rendah dibanding prosesor Core 2 Duo versi mobile biasa yang menggunakan daya rata-rata 25 dan 35 watt. Adapun prosesor Atom N270 yang umum dipasang pada netbook hanya mengonsumsi daya rata-rata 4 watt saja.
Saat ini, prosesor ULV digunakan pada notebook ringkas seperti Toshiba Portege R600 dan Sony Vaio TT. Keduanya merupakan notebook ultra portabel dengan desain tipis dan dijual di kisaran harga 2000 dolar AS.
Sebelumnya di ajang CES, AMD meresmikan platform notebook ultra tipis dan murah mereka menggunakan Athlon Neo. HP dan beberapa vendor notebook lainnya sudah mengumumkan kesiapan mereka memproduksi notebook dengan platform AMD itu.
Kombes Wira Blak-blakan Kapan Panggil Pendeta Gilbert soal Kasus Penistaan Agama
Pendeta Gilbert sebelumnya sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penistaan agama.
