Empat Dokter Indonesia Masuk Jalur Gaza

VIVAnews – Otoritas pemerintah Mesir mengizinkan empat relawan dari MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia masuk Jalur Gaza Sabtu 17 Januari 2009 pukul 22.10 WIB. Mereka terdiri dokter yang membawa bantuan obat-obatan untuk korban perang Israel-Palestina.

Abu Ubaida Bongkar Fakta Kegagalan Israel di Hari ke-200 Pembantaian Gaza

“Tim bisa masuk setelah dapat rekomendasi dari duta besar di Cairo dan lembaga Bulan Sabit Merah (lembaga kemanusiaan dunia,” kata dokter Hendry Hidayatullah, presidium MER-C di markas MER-C, Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Minggu 18 Januari 2009.

MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis, dan sukarela.

Mengintip Isi Garasi Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih Prabowo-Gibran

Empat anggota relawan itu terdiri dari dokter. Mereka adalah Jose Rizal Jurnalis, Sarbini, Indragiri dan Mursalim.

Sementara itu, anggota tim medis lainnya, dokter Faried Thalib, yang juga telah mendapat izin masuk ke Gaza, tetap berada di Cairo. Dia bertugas mengurus pengiriman bantuan obat dan tim medis selanjutnya ke Gaza.

Proyek Bangun Masjid Mantan K-Pop Daud Kim di Incheon: Kontroversi Memanas, Warga Menolak!

Melalui sambungan telepon, Faried mengatakan tim MER-C masuk ke Gaza bersama tim medis Perancis. Ketika masuk perbatasan, mereka bertemu tim medis Yordania yang baru keluar Jalur Gaza.

“Tim Yordania itu mengatakan banyak pasien di Jalur Gaza yang mengalami patah tulang,” kata Faried.

Menurut Faried tidak sembarang orang bisa masuk ke jalur Gaza. Pemerintah Mesir, kata dia, mengawasi secara ketat siapapun yang ingin ke sana. Hanya tim medis yang diijinkan. Itupun setelah diseleksi.

Itu sebabnya tim MER-C baru bisa masuk Sabtu 17 Januari, padahal berangkat dari Indonesia 1 Januari 2009.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya