Provinsi DKI Jakarta

Alamat: Jl. Merdeka Selatan Blok.8-9
Jakarta Pusat
Telepon: 021- 3823288
Fax: -
Email: dkiweb@jakarta.go.id
Website: www.jakarta.go.id

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik

Provinsi DKI Jakarta merupakan gerbang utama Indonesia yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten, di sebelah utara dengan Laut Jawa, dan di sebelah selatan dengan Provinsi Jawa Barat. Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Fauzi Bowo dengan dibantu Wakil Gubernur Prijanto.

Jumlah penduduk sebesar 9,15  juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 13 ribu kilometer persegi (2008).  Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2008 sebesar 4,77 juta jiwa. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 12,16 persen atau lebih tinggi daripada TPT nasional yang sebesar 8,39 persen. Tingginya tingkat pengangguran disebabkan oleh: (1). Karakteristik perekonomian didominasi oleh sektor ekonomi yang padat
modal dan teknologi sehingga penyerapan tenaga kerjanya terbatas, (2).Meskipun sebagian dari masyarakat Jakarta tidak memiliki pekerjaan, namun demikian masyarakat tersebut memiliki dan mengelola asset yang mampu menghasilkan uang, dan sebagian yang lain memperoleh subsidi dari anggota keluarga yang lain (dependensi), (3). Ketersediaan lapangan kerja formal tumbuh terbatas, dan (4). Tingginya migrasi dan urbanisasi dari daerah lain.

Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne

Jumlah penduduk  miskin pada tahun 2007 sebanyak 406 ribu jiwa (4,61 persen). Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 1.069.865. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 24 ribu jiwa,  miskin sebanyak 71 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 67 ribu jiwa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tahun 2006 adalah 76,3, sementara angka indeks untuk Indonesia sebesar 70,1 pada tahun yang sama.

KONDISI EKONOMI TRIWULAN III-2009


Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Perekonomian diperkirakan akan meningkat sebesar 4,9 - 5,3 persen (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya (5,0%, yoy). Indikasi perbaikan tersebut tercermin dari perkembangan konsumsi dan ekspor impor, sementara investasi hanya meningkat tipis.
Perbaikan yang sama terjadi pada sisi penawaran, seluruh sektor baik itu primer, sekunder, dan tersier

Pendorong utama peningkatan pertumbuhan ekonomi berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor. Konsumsi akan terus bertumbuh. Meskipun Pemilu telah usai, daya beli masyarakat masih meningkat dengan adanya perayaan hari besar keagamaan (Ramadhan dan lebaran). Investasi relatif meningkat meskipun masih terbatas. Ekspor mengalami peningkatan seiring pulihnya kondisi perekonomian global, terutama untuk ekspor Jakarta ke Amerika, Asia, dan Eropa. Seiring dengan perbaikan ekspor, impor juga diperkirakan akan membaik.

Peningkatan permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta. Sektor industri terpacu oleh faktor pendorong seperti peningkatan permintaan dalam negeri, ditambah kegiatan ekspor yang mulai membaik. Ekspansi permintaan domestik ditambah adanya lebaran, menambah dorongan positif untuk sektor perdagangan retail untuk makanan dan nonmakanan, demikian pula sektor pengangkutan seiring melonjaknya permintaan untuk perpindahan masyarakat antar daerah dan kebutuhan komunikasi. Kuatnya konsumsi rumah tangga juga memicu peningkatan permintaan sektor bangunan. Selanjutnya sektor keuangan menguat seiring menguatnya indeks saham dan penurunan suku bunga bank/nonbank. Sementara sektor untuk memenuhi kebutuhan
energi rumah tangga, seperti listrik pertumbuhannya meningkat, demikian pula sektor jasa karena ditopang oleh adanya liburan lebaran.

Inflasi IHK (indeks harga konsumen) pada triwulan ini tercatat sebesar
2,63%(yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,45%, yoy), terkait pengaruh penurunan inflasi dari faktor nonfundamental yaitu sektor transportasi (administered
prices) serta terjaganya pasokan bahan makanan (volatile foods). Secara triwulanan, inflasi triwulan III-09 mencatat peningkatan dari 0,15% (qtq) di triwulan II-09 menjadi 1,73% (qtq), terkait dengan faktor musiman yaitu pelaksanaan hari besar keagamaan (puasa dan
lebaran). Akan tetapi, peningkatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sehingga secara keseluruhan inflasi terus mengalami penurunan karena upaya beberapa instansi di Jakarta dalam menjaga pasokan dan distribusi melalui Tim Ketahanan Pangan.

Realisasi belanja APBD menunjukkan perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Angka realisasi belanja APBD DKI Jakarta triwulan III-
2009 mencapai 42,5%, sedikit lebih tinggi daripada tahun 2008 (42,2%). Faktor pendorong adalah lebih cepatnya pengesahan APBD Jakarta 2009 dibandingkan APBD 2008 dan semakin gencarnya beberapa upaya percepatan yang ditempuh pemerintah daerah.

Peningkatan realisasi belanja terutama terjadi pada pos belanja modal. Pada triwulan III-2009, realisasi belanja modal tercatat sebesar 29,9%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2008 (13,1%).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya