Fahmi Idris: BI Rate Kontra Produktif

VIVAnews - Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai keputusan Bank Indonesia tidak menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sangat kontra produktif dengan keputusan pemerintah yang menurunkan harga premium.

Fahmi mengatakan, stagnannya BI rate pada level 9,5 persen membuat industri sulit mengembangkan usahanya. "Bagaimana bisa mengembangkan usahanya, kalau bunga pinjaman masih tinggi," ujar dia, di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 7 November 2008.

Sementara, pemerintah telah menurunkan harga premium yang diharapkan bisa meringankan pelaku usaha dan masyarakat. Paling tidak, bisa mengembalikan daya beli masyarakat.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Kamis 6 November kemarin, memutuskan tetap mempertahankan suku bunga pada level 9,5 persen. Pada hari yang sama, pemerintah juga menurunkan harga premium dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter.

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersyukur suara yang diperoleh partainya pada Pemilu 2024, naik signifikan. Airlangga berterima kasih ke kader dan para caleg

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024