VIVAnews - Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai keputusan Bank Indonesia tidak menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sangat kontra produktif dengan keputusan pemerintah yang menurunkan harga premium.
Fahmi mengatakan, stagnannya BI rate pada level 9,5 persen membuat industri sulit mengembangkan usahanya. "Bagaimana bisa mengembangkan usahanya, kalau bunga pinjaman masih tinggi," ujar dia, di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 7 November 2008.
Sementara, pemerintah telah menurunkan harga premium yang diharapkan bisa meringankan pelaku usaha dan masyarakat. Paling tidak, bisa mengembalikan daya beli masyarakat.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Kamis 6 November kemarin, memutuskan tetap mempertahankan suku bunga pada level 9,5 persen. Pada hari yang sama, pemerintah juga menurunkan harga premium dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter.
VIVA.co.id
29 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah menyiapkan layanan Bengkel Siaga untuk mobil dan sepeda motor yang tersebar di 66 titik guna menyambut mudik lebaran 2024.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
10 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Cara Sahur yang Baik dan Sehat Menurut Kata Dokter, Tak Boleh Tidur Lagi Setelah Makan!
IntipSeleb
2 jam lalu
Berikut ini panduan lengkap tentang cara sahur yang baik dan sehat, serta tips-tips praktis untuk menjalani puasa dengan penuh energi dan kesehatan menurut dr. Gammarida.
Ditinggal Ayah Tercinta, King Nassar Tak Kuasa Tahan Tangis Saat Jenazah Hendak Disalatkan
JagoDangdut
16 menit lalu
Momen haru mengiringi kepergian ayahanda King Nassar. Tangis Nassar pecah jelang ayahnya yang hendak diberangkatkan dari rumah duka menuju masjid untuk disalatkan.
Selengkapnya
Isu Terkini