VIVAnews - Menanggapi permintaan Ketua DPR Agung Laksono agar pemerintah mencabut Surat Keputusan Bersama Empat Menteri, Menteri Perindustrian Fahmi Idris menilai peraturan bersama tersebut harus tetap dijalankan.
"Mungkin hanya cari popularitas," ujar Fahmi di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis 26 November 2008.
Surat Keputusan Bersama Empat Menteri, kata Fahmi menjadi antisipasi terbaik pemerintah dari ancaman krisis global. Melalui peraturan ini, diharapkan pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak terjadi, karena beban perusahaan ditanggung bersama antara pengusaha dan buruh.
"Kalau buruh menuntut kenaikan upah seolah tidak terjadi krisis, ini tidak adil," ujarnya.
Akibat krisis global, pengusaha hanya memiliki dua pilihan, yaitu PHK atau gaji tidak naik. "Pasti buruh minta gaji tidak naik," tambahnya.
Karena itu, menurut Fahmi, demo tidak akan menyelesaikan masalah perekonomian yang sedang terjadi. Pemerintah juga tidak berdaya apabila ada perusahaan yang sebelum krisis sudah lemah dan sekarang melapor minta izin PHK. "Pemerintah tidak bisa menuntut perusahaan untuk tidak merumahkan karyawan," katanya.
Surat Keputusan Bersama Empat Menteri hanya bersifat himbauan. Buktinya, kata Fahmi, ada beberapa daerah yang kenaikan upah minimum provinsinya melebihi pertumbuhan ekonomi, seperti Sumatra Selatan yang kenaikan upahnya paling tinggi, sebesar 22,5 persen. Disusul Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 19,5 persen.
Namun, ada beberapa daerah yang kenaikan upah minimumnya di bawah angka pertumbuhan ekonomi, seperti Bangka Belitung (4,5 persen) dan Bengkulu (5 persen).
Sebelumnya, beberapa perusahaan yang bergerak di industri tekstil, garmen, dan alas kaki telah mem-PHK dan merumahkan karyawan. Kendati demikian, Fahmi masih optimis ada pertumbuhan di industri elektronik.
"Pasar ekspor industri elektronik masih kuat, investasi asing terus masuk," ujar Fahmi.
Bikin Kagum, TVXQ Ucapkan Selamat Lebaran Bagi Penggemarnya di Indonesia
TVXQ ucapkan selamat lebaran bagi penggemarnya di Indonesia. Teriakan penggemar terdengar histeris
