Kamis, Massa PAD Serahkan Gedung Parlemen
VIVAnews – Partai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) perlu dua hari lagi untuk membereskan barang-barang mereka di halaman kompleks gedung parlemen di Bangkok, Thailand. Demikian ungkap seorang pimpinan PAD, Suriyasai Katasila, hari ini seperti dikutip dari harian The Nation, Selasa 2 Desember 2008.
Suriyasai mengatakan bahwa PAD secara resmi akan menyerahkan gedung parlemen kepada kantor perdana menteri, Kamis 4 November 2008. Gedung parlemen tersebut dikuasai kelompok pendukung PAD sejak 26 Agustus 2008. Saat itu mereka menuntut agar Samak Sundaravej mundur dari jabatan Perdana Menteri (PM).
Sementara itu pimpinan PAD lainnya, Somsak Kosaisuk, bersumpah akan melanjutkan aksi mengepung Bandara Internasional Suvarnabhumi dan Don Mueang. Aksi massa pendukung PAD menyebabkan kedua bandara tersebut terpaksa ditutup sejak pekan lalu.
Sebelumnya mereka meminta Perdana Menteri (PM) Somchai Wongsawat untuk mundur dari jabatan PM. Kini setelah Mahkamah Konstitusi Thailand memaksa Somchai mundur, bahkan melarang Somchai berkecimpung di dunia politik selama lima tahun, tuntutan PAD bertambah. Mereka meminta semua menteri di kabinet harus meninggalkan jabatan mereka bersama Somchai. Mereka tidak boleh bertugas hingga pemerintahan baru terbentuk.
MK juga mengeluarkan keputusan pembubaran tiga partai koalisi, yaitu Partai Kekuatan Rakyat, Chart Thai, dan Matchima Thipataya. Namun dari 36 anggota kabinet, 22 anggota tidak terpengaruh oleh pembubaran partai, sehingga ke-22 anggota kabinet masih bisa bertugas.