Omset Sejumlah Pedagang Hewan Kurban Turun

VIVAnews - Kondisi perekonomian yang tidak stabil membuat sejumlah pedagang hewan kurban mengurangi stok. Mereka khawatir pembelian hewan kurban anjlok.

Amri Jarwo, penjual kambing di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur, mengeluh lesunya pembelian hewan kurban hingga H-5 Idul Adha yang jatuh pada Senin 8 Desember 2008. "Saya kurangi stok dagangan," ujarnya, Rabu 3 Desember 2008.

Dia hanya menyetok 300 kambing dan 30 sapi untuk Idul Adha tahun ini. Padahal tahun-tahun sebelumnya, ia menyetok 400 kambing dan 40 sapi. Ternak ini didatangkan dari Yogyakarta dan sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti Sragen.

Keluhan juga disampaikan Sumardi, pedagang hewan kurban di kawasan Klender, Jakarta Timur. Hingga H-5 Idul Adha, baru dua kambing yang terjual dari jumlah stok sebanyak 31 kambing dan enam sapi. "Padahal tahun sebelumnya paling tidak sudah ada 10-an yang terjual," ujarnya.

Mardi Mulyo, pedagang hewan kurban di Jalan Meruya, Kembangan, Jakarta Barat pun mengurangi stok dagangan. Dia hanya menyediakan 110 kambing dan 12 sapi. Tahun lalu, pria yang sudah 22 tahun berdagang hewan kurban ini, menyetok 138 kambing.

Sejumlah pedagang memprediksi turunnya omset penjualan ini seiring naiknya harga hewan kurban yang mencapai 20 persen. Kenaikan harga ini disebabkan pertumbuhan inflasi yang cukup tinggi.

Harga satu ekor kambing dengan berat 35-40 kilogram berkisar Rp 800-950 ribu, kambing 60 kilogram berkisar Rp 2,5-3 juta. Sedangkan, sapi ukuran 400 juta berkisar Rp 8-10 juta, dan sapi seberat 800 kilogram dipasarkan seharga Rp 13,5 juta.

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick
Ilustrasi beli obat bisa lewat layanan telefarmasi.

Istri Bintang Emon Positif Narkoba Gegara Obat Flu, Begini Penjelasan Ahli

Terkait kasus yang dialami oleh Alca Octaviani, ada 2 jenis obat yang telah ia konsumsi di antaranya adalah obat actifed yang mempunyai kandungan pseudoephedrine.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024