Penggabungan Parpol Islam Mustahil

VIVAnews - Penggabungan partai-partai politik Islam di Indonesia merupakan hal yang tidak mungkin terwujud. Di Indonesia, tokoh-tokoh parpol Islam memiliki ego politik yang besar sekali.

"Jadi itu salah satu hal yang paling mustahil dalam politik Indonesia," tegas Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Warung Daun, Jakarta, Sabtu 13 Desember 2008.

Untuk menggabungkan parpol Islam seperti yang diusulkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, membutuhkan dua variabel. Pertama, motivasi dari dalam dan kedua, kondisi eksternal yang memungkinkan.

"Keduanya tidak ada saat ini. Jadi bergabungnya parpol Islam untuk membentuk koalisi tidak akan terwujud," kata dia.

Sementara pengamat politik Arbi Sanit menilai gagasan koalisi parpol Islam secara ide memang bagus, tapi sulit merealisasikannya. "Lebih susah dari pada pembentukan partai nasionalis, karena partai nasionalis hanya mengurusi urusan dunia. Sedangkan partai agama menyatukan urusan dunia dan akhirat," kata dia.

Menurut Arbi, sebetulnya akan sangat bagus jika ada dua bangunan koalisi besar, yakni koalisi partai nasionalis, misalnya Partai Demokrat, PDIP, dan Partai Golkar, dan koalisi partai Islam.

"Bila ini terbentuk maka bisa tercipta sistem dwipartai di Indonesia. Inilah yang dibutuhkan oleh sistem pemerintahan presidential negara kita," kata dia.

Detik-detik Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anak dan Cucu Pentolan Hamas Ismail Haniyeh
Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Peluncuran dan Pembukaan

Kereta Cepat Whoosh Dikabarkan Mengalami Kebocoran, KCIC Buka Suara

Muncul narasi kebocoran di sambungan gerbong 5 dan 6 dari kereta cepat Whoosh. Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) pun membantah narasi itu.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024