Liga Super Indonesia

Persija Tim Terboros

VIVAnews – Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 berada di kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional. Wajar bila tim seperti Persija Jakarta mengincar gelar juara dan melengkapi diri dengan amunisi-amunisi terbaik.

Pemain berkualitas banyak diboyong klub LSI. Tentu saja dengan harga yang tidak murah. Menurut data yang dimiliki BLI, untuk putaran 1 total kontrak pemain telah mencapai Rp 117,337 miliar.

Persija menjadi tim yang paling boros dalam pembelian pemain. Untuk musim ini, tim berjuluk Macan Kemayoran itu harus merogoh kocek hingga Rp 16,836 miliar.

Dana sebesar itu digunakan untuk memboyong pemain-pemain lokal dan asing yang berkualitas. Maklum, Persija tahun ini menargetkan juara di LSI 2008/2009.

”Kami menargetkan juara untuk musim ini. Karena itu, wajar bila kami mencari pemain-pemain terbaik,” kata Asisten Manajer Persija, Ferry Indrasyarief. 

Setidaknya, dua pemain termahal untuk putaran 1 bercokol di Persija. Bambang Pamungkas menjadi pemain lokal termahal sementara dengan kontrak Rp 1,370 miliar setahun. Sedangkan untuk kategori pemain asing termahal dipegang oleh bek Persija, Abanda Herman dengan banderol Rp 1,315 miliar setahun.

Namun, tak semua tim jor-joran dalam melakukan pembelian pemain di putaran 1. PSIS Semarang merupakan salah satu tim yang mencoba realistis dengan pengeluaran timnya. Maklum, tahun ini dana APBD tak lagi leluasa digunakan oleh tim-tim profesional di Indonesia.

Untuk putaran 1, PSIS hanya mengeluarkan dana sebesar Rp 2,221 miliar untuk membeli pemain. ”Minimnya dana yang ada membuat PSIS realistis. Manajemen memilih untuk memaksimalkan pemain-pemain hasil binaan sendiri. Tapi, untuk putaran 2 nanti, kami akan membenahi kekuatan pemain asing,” kata pelatih PSIS, Bambang Nurdiansyah.

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23
Jaksa Agung ST Burhanuddin

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang

Keberanian Kejagung itu karena seperti mengusut dugaan kasus tambang yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024