Sepatu yang Dilempar ke Bush Dihancurkan

VIVAnews - Niat beberapa orang untuk membeli mahal sepatu yang dilempar ke Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, tampaknya tidak bakal terwujud. Pasalnya, sepasang sepatu milik wartawan Irak, Muntadhar al-Zaidi, tersebut sudah dihancurkan oleh aparat keamanan karena curiga kalau-kalau terdapat bahan peledak.

Demikian ungkap seorang hakim yang menangani perkara pelemparan sepatu ke Bush di Irak. "Sepatu tersebut telah diperiksa oleh aparat keamanan Irak dan Amerika, kemudian dihancurkan," kata Hakim Dhiya al-Kenani, seperti dikutip Iran Press TV dan CNN, Kamis 18 Desember 2008.

Sepatu tersebut sebenarnya bisa dijadikan barang bukti saat al-Zaidi disidang di pengadilan. Namun, walau barang bukti sudah hancur, al-Zaidi tetap tidak bisa lolos dari jerat hukum karena yang bersangkutan sudah mengaku salah saat diperiksa hakim, Selasa 16 Desember 2008.

"Saya lebih suka bila sepatu tersebut bisa dibawa sebagai barang bukti, namun sejak Muntadhar al-Zaidi telah mengakui perbuatannya dan perbuatan itu terlihat dalam tayangan televisi, penyelidikan tetap berlanjut," kata al-Kenani.   

Berdasarkan hukum pidana di Irak, wartawan stasiun al-Baghdadia tersebut terancam hukuman penjara antara lima hingga 15 tahun bila terbukti bersalah atas dakwaan "melakukan penyerangan kepada seorang kepala negara asing saat melakukan kunjungan kenegaraan" ke Irak.

Stasiun televisi CNN dan BBC, Selasa 16 Desember 2008, mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada beberapa orang yang tertarik untuk membeli sepatu al-Zaidi. Salah satu yang tertarik adalah direktur teknik tim nasional sepakbola Irak, Adnan Hamad. Dia bersedia merogoh kocek US$100.000 (sekitar Rp 1,1 miliar).

Namun, dia bukan satu-satunya yang tertarik untuk membeli sepatu milik al-Zaidi. Seorang pengusaha Irak juga berminat dengan menawar harga US$10 juta (sekitar Rp 110 miliar), hanya untuk satu buah sepatu.

Menurut Hamad, ketertarikan dia itu bukan karena sepatu al-Zaidi berkualitas bagus, lagipula tidak sampai kena sasaran. Namun, kata Hamad, apa yang dilakukan al-Zaidi itu adalah simbol penghinaan bagi seorang pemimpin semena-mena seperti Bush, yang menimbulkan ketidakstabilan di Irak sejak memerintahkan invasi militer AS di negara itu lima tahun lalu.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024