VIVAnews - Hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day 2008 akan dievaluasi secara menyeluruh. Sebab masih banyak kekurangan sehingga target untuk meminimalisir polusi belum tercapai.
Pelaksanaan car free day yang dilakukan sebanyak 14 kali dalam satu tahun masih dinilai negatif. Salah satunya terkait anggaran pengadaan alat pemantau udara sebesar Rp 15 miliar yang dianggarkan sejak 2006, namum hingga hari ini belum terealisasi.
"Dana itu kemana. Kalau masih ada, kenapa tidak juga dibelikan untuk alat pemantau," kata Wakil Ketua Komisi D DKI Jakarta Muhayar Rustamudin, Senin, 29 Desember 2008.
Menurutnya, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta selaku pelaksana car free day hanya mengandalkan momentum.
Akibatnya, banyak kendala pelaksanaan di lapangan seperti kendaraan yang masuk ke areal car free day, kemacetan dan terhambatnya aktivitas masyarakat.
Tidak adanya konsistensi dari program ini dikhawatirkan menghentikan pelaksanaannya, seperti pelarangan merokok. Yang diatur Perda No 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian dan Pencemaran Udara. Aturan tentang kebijakan tersebut hanya sekedar pengumuman saja.
"Tidak ada tindak lanjutnya. Car free day hanya sekedar acara di jalan raya yang kosong," ujar Muhayar lagi.
Saat ini pelaksanaan car free day masih terfokus di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, yaitu Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin. Sementara hasil yang signifikan untuk daerah Jakarta Timur dan Jakarta Utara belum diketahui.
Sementara Ketua Komisi D DPRD DKI jakart Sayogo Hendrosubroto mengatakan, Pemprov DKI belum melakukan sosialisasi secara maksimal. Akibatnya, banyak masyarakat yang merespon negatif pelaksanaan car free day ini.
"Sosialisasi masih terbatas. Pelaksana hanya sibuk dengan hari H-nya saja," ujar Sayogo.
Maliq & D’Essentials hingga Dewa 19 Hibur Ribuan Penonton di Soul Intimate Concert 2.0
Grup musik Maliq & D’Essentials, Reza Artamevia dan Dewa 19 sukses menghibur penonton pada konser Soul Intimate Concert 2.0 di The Hall Kasablanka, Jakarta Jumat 19 April
