Warga China Terjebak di Gaza

VIVAnews - Perempuan ini adalah salah seorang dari puluhan ribu kaum ibu yang tengah berjuang untuk bertahan hidup di tengah tembakan bom dan rudal Israel. Dengan bombardir dan hujan mortir siang dan malam, dia dan tiga anaknya menghadapi peristiwa terburuk dalam kehidupan mereka di Jalur Gaza.

Qu Yang, demikian nama perempuan tersebut, adalah satu-satunya warga China di Gaza. Dia tidak dapat meninggalkan rumahnya selama beberapa hari terakhir akibat serangan Israel di Gaza. Tidak seperti warga Palestina di wilayah tersebut, Qu dan keluarga masih memiliki persediaan makanan walau menurutnya akan segera habis.

Mungkin kekhawatiran terbesar Qu adalah bahwa seseorang yang membuatnya pindah ke Gaza 13 tahun silam, saat ini sedang berada di Shanghai, China. Qu bertemu dengan suaminya, seorang pebisnis keturunan Lebanon yang tinggal di Gaza, di Beijing tahun 1994 silam. Saat pasukan Israel menyerang Gaza sebelas hari lalu, suami Qu sedang berada di China untuk bisnis. Dia belum bisa kembali pulang ke Gaza.

Seperti yang dikutip dari laman harian China Daily, Rabu 7 Januari 2009, sebelum serangan Israel terjadi, Qu pernah berkata kepada China Radio International dari rumahnya di Gaza, "Saya tidak melihat akan ada serangan besar-besaran," kata Qu. "Kami meremehkan situasi karena Israel telah mengancam akan menyerang tetapi mereka tidak melakukannya lebih awal."

Pengalaman nyaris mati dialami Qu ketika sedang berjalan pulang ke rumah setelah menjemput anaknya yang masih berusia lima tahun dari sekolah, 27 Desember 2008. Sebuah bom menghancurkan sebuah bangunan beberapa ratus meter dari posisi mereka. "Bangunan itu hancur dalam sekejap dan saya lari membabi buta sambil memikirkan nasib dua anak saya lainnya," kata Qu.

"Tidak ada yang berani ke luar rumah setelah serangan udara itu," kata Qu. "Kebanyakan toko tutup. Kami tidak bisa membeli apapun." Qu pindah dari lantai kedua ke lantai dasar demi keamanan. Setelah pasokan listrik terganggu, sudah enam hari Qu menggunakan generator.

Kontak dengan Qu tidak bisa dilakukan kemarin karena gangguan pada saluran komunikasi. Yang Weiguo, kepala perwakilan Republik Rakyat China untuk Otoritas Nasional Palestina, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan kontak dengan Qu dan menyarankan agar dia tidak meninggalkan rumah.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024