Krisis Pasokan Gas ke Eropa

Perundingan Rusia-Ukraina Temui Jalan Buntu

VIVAnews - Perundingan Rusia-Ukraina dengan mediator Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis 8 Januari 2009, untuk menyelesaikan polemik pasokan gas alam masih menemui jalan buntu.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Pasalnya, delegasi Rusia bersikeras agar ahli-ahli mereka juga dilibatkan dalam mengawasi pipa penyalur gas alam Rusia di Ukraina. Sedangkan Uni Eropa dan Ukraina sepakat bahwa para ahli yang dikirim ke Ukraina adalah utusan dari Uni Eropa.

Menteri Perindustrian Ceko, Martin Riman, mengatakan bahwa Gazprom menolak tawaran untuk menerjunkan pemantau independen untuk memeriksa aliran gas alam Rusia ke Eropa yang melewati Ukraina. "Kami kecewa dengan posisi Rusia karena kami yakin bahwa Rusia tidak punya alasan lain untuk menolak proposal ini dan untuk tidak membiarkan pasokan gas untuk negara-negara Eropa, dan juga Ukraina," kata Riman, seperti dikutip dari laman stasiun televisi Channel News Asia, Kamis 8 Januari 2009.

Ketua Komisi Energi Uni Eropa, Andris Piebalgs, mengatakan bahwa Moskow menolak menandatangani kesepakatan karena ingin agar pengawas yang dikirim ke Ukraina adalah orang-orang mereka sendiri. "Ukraina pernah melanggar kesepakatan dalam dokumen semacam itu." kata direktur Gazprom, Alexei Miller. "Semua tanggung jawab terletak pada Ukraina. Hari ini kami punya kesempatan untuk mengirim kembali pasokan gas alam [ke Eropa lewat Ukraina], tetapi gagal terjadi hari ini," kata Miller.

Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, mendesak agar Rusia tidak disalahkan atas krisis gas alam yang menyebabkan ribuan warga Eropa hidup tanpa bahan bakar di tengah musim dingin yang sedang melanda. Padahal sebelumnya, Putin setuju bahwa para ahli dari Uni Eropa harus segera dikirim untuk memeriksa situasi di Ukraina.

"Rusia tidak bersalah. Bukan kami yang menghentikan pasokan gas. Bahkan kami tetap memompa setelah Ukraina menutup semua pipa," kata Putin dari kediaman di luar kota Moskow. Dia juga menyalahkan media Eropa yang terlalu memihak Ukraina.

Rusia adalah produsen gas alam terbesar di dunia. Seperempat kebutuhan gas Uni Eropa bergantung pada pasokan dari Negeri Beruang Merah tersebut, dan sekitar 80 persennya disalurkan melalui Ukraina. Polemik gas alam Rusia dimulai akhir tahun lalu saat Gazprom menuduh perusahaan gas alam Ukraina, Naftogaz, tidak memenuhi pembayaran gas alam yang dikirim Gazprom. Naftogaz menyangkal tuduhan tersebut. Dua negara di kawasan Eropa Timur tersebut juga terlibat polemik terkait dengan masalah harga pasokan gas Gazprom.

Pekan ini, setidaknya 13 negara di Eropa, khususnya di kawasan Balkan, mengalami penghentian total pasokan gas alam Rusia lewat Ukraina. Senin lalu, Gazprom memutuskan untuk menghentikan ekspor gas alam ke Eropa melalui pipa saluran Ukraina sebagai ganti rugi atas 15 persen pasokan gas yang- menurut Gazprom, dicuri oleh Ukraina untuk kepentingan mereka sendiri.

Ukraina tentu saja menolak tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa aliran gas ke Eropa terganggu karena masalah teknis. Penghentian pengiriman tersebut tentu saja berdampak pada negara-negara lain yang menerima pasokan gas Rusia melalui Ukraina. Padahal, perubahan cuaca mendadak di Eropa kemungkinan menyebabkan permintaan gas meningkat.

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun
Ilustrasi Paspor

Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali

Saat ini, paspor semua pemeran dan kru, dengan total sekitar 30 orang, disita. Mereka juga saat ini tinggal di sebuah hotel sementara itu kasus ini sedang diselidiki.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024